REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) mengimbau seluruh warga Jawa Barat dan Jakarta waspada potensi banjir pada akhir tahun ini serta awal tahun 2016, mengingat potensi curah hujan kemungkinan akan besar pada periode tersebut.
"Sementara kondisi lingkungan pemicu banjir langganan dinilai masih belum membaik. Pendekatan struktural yang kita lakukan di Citarum misalnya, itu belum sepenuhnya optimal. Sehingga kami imbau warga untuk waspada," kata Ahmad Heryawan, Senin (9/11).
Ia menuturkan Sungai Citarum selama ini sudah dikeruk besar-besaran dengan dana dari pemerintah tahun 2011 dan banjir relatif kecil tahun 2012 dan 2013 tapi tahun lalu muncul lagi.
Menurut dia, situasi sejenis terjadi pada aliran sungai lain pemicu banjir tahunan, seperti Ciliwung dan Cisadane. Keduanya menggunakan pendekatan struktural tetapi masih belum sebanding dengan pendekatan kultural terutama upaya memperbaiki lingkungan hulu sungai dan mengubah gaya hidup masyarakat.
"Sekalipun memang pendekatan kultural itu unik, karena kalaupun konsisten dilakukan, hasilnya baru terlihat paling cepat 10 tahun kemudian," katanya.
Ia mengatakan situasi itu terjadi karena perbaikan di hulu dengan penanaman pohon perlu waktu untuk jadi besar dan berfungsi sebagai daerah tangkapan. Oleh karena itu Pemprov Jabar bekerja sama dengan sejumlah elemen intens melakukan penanaman pada wilayah catchment area tersebut seperti dilakukan Wagub Deddy Mizwar dalam Festival Citarum pekan lalu.
Lebih lanjut ia mengatakan di sisi lain Pemprov Jawa Barat juga terus berusaha melakukan pembebasan wilayah Cieunteung di Kabupaten Bandung seluas lima hektare dari area pemukiman untuk dijadikan kolam retensi.
"Kolam ini akan mampu mengurangi banjir, bahkan bisa kita buatkan jadi areal mancing jika musim hujan tiba dan tempat olahraga pada musim kemarau. Faktanya, pembebasan lahan masih berproses, tidak mudah juga sepakat dalam uang ganti rugi," katanya.