REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bandara Internasional Ngurah Rai Denpasar di kawasan Kuta, Kabupaten Badung, Bali, kembali dibuka sesuai dengan Notice to Airmen (Notam) Nomor A2527/15 Senin (9/11) pukul 05.45 WIB.
"Sesuai Notam nomor A2527/15, WADD/Bandara Ngurah Rai, Denpasar - Bali mulai Senin (9/11) pukul 05.45 WIB dinyatakan normal operasi, setelah sebelumnya sempat ditutup karena terdampak aktivitas abu vulkanik Gunung Barujari, anak Gunung Rinjani," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik JA Barata dalam pesan singkat, Senin (9/11).
Bandara Ngurah Rai sebelumnya ditutup karena aktivitas Gunung Barujari, Rinjani yang kembali mengeluarkan abu vulkanik.
Penutupan tersebut berdasarkan hasil evaluasi terakhir pukul 21.30 Wita Minggu (8/11) oleh Manajemen Crisis Center Bandara I Gusti Ngurah Rai terkait Erupsi VA Gunung BaruJari Rinjani.
Barata merinci hasil tersebut memerhatikan data citra satelit Himawari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) serta Volcanic Ash Advisory Center (VAAC).
"Hasil inspeksi pesawat, bandara, lingkungan bandar udara dari pukul 20.30 sampai dengan 21.30 Wita di mana terjadi perubahan mendadak dan ditemukan jejak VA di Bandara Ngurah Rai serta kawasan sekitar bandara dan di beberapa lainya," katanya.
Untuk itu, katanya, maka diputuskan bandar udara ditutup pengoperasian mulai pukul 21.45 Wita Ahad (8/12) hingga pukul 08.45 Wita Senin (9/11).
Sejak Senin (3/11), Bandara Ngurah Rai ditutup, namun pada Kamis (6/11) sempat dibuka karena aktivitas erupsi menurun.
Hingga saat ini, Barata mengatakan kondisi masih belum bisa diprakirakan, namun masyarakat diminta untuk berpikir positif karena penutupan dan pembukaan bandara bertujuan untuk keselamatan penumpang dalam penerbangan.