Ahad 08 Nov 2015 17:31 WIB

Tol Bocimi yang Dinanti Warga Sukabumi

Rep: Riga Iman/ Red: Indah Wulandari
Siswa SD menyaksikan sejumlah truk dan alat berat mengangkut pasir dalam proyek pembangunan Jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) di Kampung Harjasari, RT 01 RW 06, Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (3/11).
Foto: ANTARA FOTO/Arif Firmansyah
Siswa SD menyaksikan sejumlah truk dan alat berat mengangkut pasir dalam proyek pembangunan Jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) di Kampung Harjasari, RT 01 RW 06, Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (3/11).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Sejumlah warga Sukabumi berharap proses pembangunan jalan tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) bisa segera masuk wilayahnya. Pasalnya, selama ini warga terkendala dengan kemacetan lalu lintas yang terjadi setiap hari.

‘’ Kami menyambut positif pembangunan jalan tol seksi satu yang sampai Cigombong Bogor,’’ ujar salah seorang warga Kecamatan Cikole Kota Sukabumi Nabila, Ahad (8/11).

Namun, harapannya pembangunan bisa diteruskan hingga ke wilayah Sukabumi. Saat ini, ujar Nabila, banyak warga yang aktivitasnya terganggu akibat kemacetan lalu lintas di jalan penghubung Sukabumi-Bogor. Khususnya, pada saat pagi dan sore hari di sejumlah titik seperti depan lokasi pabrik maupun pasar tradisional.

Sementara itu, Chief Executive Officer MNC Group Hary Tanoesoedibjo saat berkunjung ke Sukabumi mengatakan, proses pembangunan jalan tol Bocimi memang baru berjalan dari Ciawi menuju Cigombong.

‘’ Selepas itu baru masuk ke Sukabumi,’’ cetus dia, Jumat (6/11).

Menurut Hary, hingga kini proses pembebasan lahan yang dilakukan pemerintah sudah berjalan dengan baik. Informasinya, proses pembebasan lahan sudah mencapai sekitar 92-93 persen.

Rencananya, jalan tol Bocimi dibagi dalam empat seksi. Seksi I meliputi Ciawi-Cigombong sepanjang 15,3 kilometer, Seksi II meliputi Cigombong-Cibadak sepanjang 11,9 kilometer, Seksi III meliputi Cibadak-Sukabumi Barat sepanjang 14 kilometer, dan Seksi IV meliputi Sukabumi Barat-Sukabumi Timur sepanjang 13 kilometer.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement