Ahad 08 Nov 2015 07:10 WIB

Petani RI Terima Penghargaan Badan Pangan Dunia

Rep: Sonia Fitri/ Red: Nur Aini
Seorang petani menyiram lahan pertaniannya. (ilustrasi)
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Seorang petani menyiram lahan pertaniannya. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peran para pegiat pertanian dan pangan menjadi faktor penting tercapainya ketahanan pangan nasional. Mengapresiasi hal tersebut, Badan Pangan dan Pertanian (FAO) Perserikatan Bangsa-Bangsa menegaskan hal tersebut dengan memberikan sejumlah penghargaan untuk pegiat pangan terpilih. Itu sekaligus dalam rangka memperingati ulang tahun FAO ke-70.

"FAO bersama para negara anggota telah berhasil meraih pencapaian yang signifikan di bidang pangan sejak tujuh dekade terakhir," kata Perwakilan FAO di Indonesia Mark Smulder dalam rilis yang diterima pekan ini. 

Pemerintah dan lembaga non-pemerintahan, kata dia, telah bekerja bersama mengatasi penyebab kelaparan, meningkatkan akses terhadap pangan dan kecukupan nutrisi, serta mendukung pengembangan pertanian berkelanjutan di seluruh dunia. 

Langkah tersebut pun tengah dilakukan bersama Indonesia yang bergabung sebagai anggota FAO sejak 1948. FAO lantas membuka kantor perwakilan FAO pada 1979 dan masih beroperasi. Hingga kini, lebih dari 600 program FAO telah diimplementasikan di Indonesia. 

Proses penjurian bagi para penerima penghargaan melibatkan Institut Pertanian Bogor (IPB). Tujuannya meningkatkan akurasi penilaian. "Medali penghargaan diberikan kepada delapan individu Indonesia yang telah bekerja bersama dengan FAO dan telah menunjukkan kontribusi berarti bagi keberhasilan program FAO di Indonesia," kata Rektor IPB Herry Suhardiyanto. 

Para penerima penghargaan terdiri dari para petani skala kecil dan mitra kerja yang paling aktif dan berpotensi menjalankan program selama beberapa tahun ke belakang. Medali penghargaan FAO akan diberikan pada perayaan 70 tahun PBB yang akan diselenggarakan di Jakarta pada 10 Novermber 2015 yang bertepatan dengan hari PBB. 

Para penerima penghargaan tersebut di antaranya Berson, pada Program Forest Fire Prevention Project Through Agricultural Innovation di Kalimantan Tengah; Shinta Lona atau biasa disapa Mama Fons  pada Program Regional Fisheries Livelihood di Nusa Tenggara Timur; Dokter Hewan Devi Kusmira pada Program Emergency Centre for Transboundary Animal Diseases di Sumatra Barat; Asrori Gagarin pada Program Emergency Centre for transboundary animal diseases di Jakarta, dan Maria Nino, anggota kelompok tani Anffeot’ana pada program conservation agriculture Nusa Tenggara Timur;

Selain itu, penerima penghargaan yakni M  Ahyar dari kelompok tani Bagus Mandiri pada program conservation agriculture di Nusa Tenggara Barat; Dokter Hewan I Gusti Ngurah Dibya Presasta pada Program Emergency Centre for Transboundary Animal Diseases di Bali; dan Kelompok Tani Sumber Rejeki II di program strengthening and revitalization of integrated pest management di Jawa Tengah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement