Sabtu 07 Nov 2015 14:52 WIB

Kunjungan Jokowi ke Amerika Timbulkan Luka antara Menlu dan Luhut?

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Bayu Hermawan
Presiden Jokowi bertemu Presiden AS Barack Obama.
Foto: Asianpacificedu
Presiden Jokowi bertemu Presiden AS Barack Obama.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kedatangan Presiden Jokowi ke Amerika Serikat untuk urusan perdagangan, pertahanan, dan hubungan bilateral ternyata meninggalkan isu tak sedap.

Mencuat kabar kalau ternyata Pemerintah Indonesia meminta konsultan Singapura untuk melobi agar mendapat akses ke Washington.

Konsultan Singapura yang melobi untuk akses Jokowi ke Washinton DC, Pereira International PTE LTD, dikenal mempunyai hubungan dengan Kepala Staf Presiden Luhut Binsar Pandjaitan.

Pereira, jurnalis the Straits Times, pernah mewawancara Luhut saat masih menjabat sebagai duta besar pada 1999-2000. (baca: Broker yang Atur Pertemuan Jokowi-Obama tak Tahu Indonesia).

Seperti dilansir dilansir New Mandala, Jumat (6/11), buruknya diplomasi Indonesia ke Amerika ini juga terlihat dari terbangnya Kepala Staf Presiden Luhut Binsar Pandjaitan ke Amerika pada Maret lalu untuk mempersiapkan perjalanan Presiden Jokowi ke Amerika.

Meskipun menimbulkan murka Kementerian Luar Negeri, Luhut tetap terbang ke Amerika untuk mengamankan perjalanan dan kepentingan Jokowi di Amerika.

Padahal, menurut aturan, urusan hubungan internasional antara Indonesia dan Amerika merupakan kewenangan Kementerian Luar Negeri.

Bahkan, seorang politikus yang dikenal dekat dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memprotes keras terbangnya Luhut ke Amerika untuk Jokowi. Kunjungan Jokowi ke Amerika menimbulkan keretakan hubungan antara Menlu Retno Marsudi dan Luhut Panjaitan.

Menlu tak suka Luhut sudah mempersiapkan kunjungan Presiden Jokowi  pada Maret lalu. Padahal, kunjungan presiden ke luar negeri jelas menjadi urusan di bawah Kementerian Luar Negeri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement