Sabtu 07 Nov 2015 13:22 WIB

Pengamat: Tim Crisis Center Kemenpar Cepat Tanggap

Debu vulkanik gunung Barujari menyembur dibalik puncak gunung Rinjani terlihat dari Kecamatan Pringgabaya, Selong, Lombok Timur, NTB, Rabu (4/11).
Foto: Antara/Agung Wirawan
Debu vulkanik gunung Barujari menyembur dibalik puncak gunung Rinjani terlihat dari Kecamatan Pringgabaya, Selong, Lombok Timur, NTB, Rabu (4/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA —  Pengamat Kebijakan Publik Medrial Alamsyah menilai Kementerian Pariwisata cepat tanggap dalam memberikan informasi aktivitas penerbangan di Bandara Ngurah Rai, yang sempat ditutup akibat dampak meletusnya Gunung Barujari, awal pekan ini.

Menurut Medrial, tanggapnya Tim Crisis Center (TCC) Kemenpar banyak mengurangi dampak kerugian terkait terganggunya dunia pariwisata akibat letusan tersebut. Ia mengatakan, penyebaran informasi yang dilakukan TCC Kemenpar sangat membantu masyarakat untuk segera tahu dan bisa mengambil keputusan sehubungan dampak letusan Gunung Barujari tersebut.

“Kita lihat sejak Jumat pagi pun aktivitas penerbangan di Bandara Internasional Ngurah Rai Bali berangsur-angsur normal,” ungkap Medrial dalam keterangannya kepada ROL, Sabtu (7/11). 

TCC sejak Jumat mengumumkan,  secara umum Bandara Ngurah Rai  telah  beroperasi normal. Hanya ada beberapa penerbangan yang belum dilakukan secara normal karena persoalan teknis. Misalnya untuk masakapai Air Asia,  ada empat penerbangan yakni XT 802 Denpasar-Melbourne, XT 803 Melbourne-Denpasar, XT  822 Denpasar- Sydney, XT 823 Sydney-Denpasar, karena kendala teknis maskapai.

TCC juga melaporkan bahwa aktivitas Bandara Blimbingsari Banyuwangi juga telah kembali, normal menyusul segera dikeluarkannya Notice to Airmen (NOTAM) Nomor C3489/15 oleh otoritas penerbangan setempat. Hanya Bandara Internasional Lombok yang sesuai Notam B2692/15, baru beraktivitas normal Sabtu (7/11) pagi ini.

Dalam pandangan Medrial, cepat tanggapnya TCC Kemenpar telah mengurangi dampak kerugian akibat letusan secara signifikan. Berdasarkan perhitungan Biro Hukum dan Komunikasi Publik Kemenpar, erupsi Gunung Barujari sedikitnya membawa dampak kerugian sebesar Rp 63,3 miliar. Data itu merupakan kapitalisasi batalnya kedatangan sekian banyak wisatawan manca negara akibat batalnya 163 penerbangan.

Biro Hukum dan Komunikasi Publik Kemenpar mengasumsikan setiap pesawat membawa 194 orang penumpang. Sementara jika  dihitung berdasarkan data kunjungan wisman periode bulan yang sama tahun sebelumnya, kerugian sektor pariwisata dari sisi kedatangan wisman tercatat sebesar Rp 42,1 miliar.

“Dengan tanggapnya TCC yang memungkinkan Bandara Ngurah Rai  dan lainnya bisa segera beroperasi normal, kerugian lebih lanjut banyak dikurangi,” kata Medrial.

TCC Kemenpar pada awalnya dibentuk ketika terjadi Erupsi Gunung Raung di Banyuwangi, Juli lalu. Kondisi yang menganggu kelancaran penerbangan itu jika tidak segera direspons bisa berdampak signifikan terhadap kunjungan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Kemenpar melibatkan berbagai unsur, termasuk Dinas Pariwisata di daerah, menginisiasi adanya Posko Crisis Center Pariwisata.

Selain menangani penyebaran informasi, posko TCC dibuat untuk menangani  persoalan penerbangan dan akomodasi para wisatawan. Kala itu, Posko CCP didirikan di Bandara Ngurah Rai (Denpasar) dan Bandara Juanda (Surabaya). TCC juga berkoordinasi dengan  otoritas bandara, maskapai penerbangan, ASITA, PHRI dan lain-lain.

TCC lalu memberikan tiga alternatif solusi bagi wisatawan. Ketiganya adalah reroute, yaitu penyelesaian persoalan penerbangan dengan cara memfasilitasi perubahan rute atau destinasi baru. Kedua reschedule, yaitu dengan cara memfasilitasi perubahan jadwal penerbangan  baru. Ketiga melalui cara refund, yaitu memfasilitasi keinginan para wisatawan untuk meminta pengembalian uang sebagai akibat kegagalan penerbangan ke pihak maskapai (Airline) atau agen perjalanan (Tour and Travel Agent).

Terkait akomodasi penginapan bagi wisatawan, TCC menawarkan dua alternatif, yakni tetap tinggal atau menunggu di bandara dengan pemberian fasilitas akomodasi dan pelayanan informasi, jaminan sanitasi dan kesehatan dan logistik yang cukup. Kedua memerikan bantuan jika wisman memilih mencari penginapan (hotel) jika jadwal penundaan penerbangan lebih dari 2x24 jam. TCC membantu wisatawan untuk mendapatkan  penginapan atau hotel dengan  tarif discount.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement