REPUBLIKA.CO.ID, CIAMIS -- Musim kemarau yang berkepanjangan membuat debit air sungai menurun. Akibatnya tidak hanya lahan pertanian yang mengalami kekeringan, tapi perusahan daerah air minum (PDAM) juga mengalami kekurangan pasokan air. Kemampuan produksi air PDAM Tirta Galuh Ciamis pun berkurang hingga 95 persen.
Kabag Produksi dan Distribusi PDAM Tirta Galuh Ciamis, Bambang Suherman mengatakan, sejak Agustus PDAM wilayah cabang Ciamis hanya mampu mendistribusikan 50 persen air dari biasanya. Sehingga PDAM harus melakukan sistem pendistribusian air kepada 7.300 konsumen. Ia mengunkapkan, saat ini debit air di sungai Cileueur jadi semakin kecil. Distribusi air pun semakin kecil juga.
"Kemampuan PDAM memproduksi air tinggal 5 persen dari normal," kata Bambang, Kamis (5/10)
Dalam waktu 24 jam, biasanya PDAM mampu mendistribusikan 120 liter air perdetik. Sampai Agustus kemampuan pendistribusian air tinggal 60 liter perdetik. Bambang menjelaskan, saat ini waktunya lebih pendek dan debit airnya lebih kecil, jika ditotal kemampuan produksi sudah menurun 95 persen.
Bambang mengatakan, sebab untuk mendapatkan air dari sungainya sudah tidak menentu. Kadang dapat air, kadang tidak dapat air. Jika sedang normal PDAM bisa memproduksi 10.500 meter kubik air perhari. Saat ini jika dirata-rata hanya mampu memproduksi sekitar 500 meter kubik air perhari.
Sumber air PDAM Tirta Galuh wilayah cabang Ciamis dari Sungai Cileueur. Mengingat kerap terjadi kekurangan air di Sungai Cileueur, PDAM sedang mengalihkan penyedotan air dari Sungai Cileueur ke Sungai Citanduy. Akan dipasang pipa sepanjang 12 km dari Citanduy ke inslatasi pengolahan air di Sindangrasa Ciamis.
"Saat ini masih sedang dikerjakan," ujar Bambang.