Kamis 05 Nov 2015 12:02 WIB

Ini Sebab Dokter Indonesia Sulit Bersaing di Era MEA

Rep: Dyah ratna meta novia/ Red: Winda Destiana Putri
Logo Ikatan Dokter Indonesia (ilustrasi)
Logo Ikatan Dokter Indonesia (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kandidat Ketua Umum PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Dr. Daeng mengatakan, di bidang kesehatan Indonesia akan mengalami kesulitan saat bersaing di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

"Kita belum siap menghadapi MEA karena penguasaan teknologi masih rendah, investasi pelayanan kesehatan juga rendah, SDM masih kurang," katanya, Kamis, (5/11).

Supaya Indonesia siap menghadapi MEA di bidang kesehatan maka IDI mengusulkan perlunya dibuat kebijakan untuk meningkatkan daya saing di bidang kesehatan.

"Pemerintah harus tegas dalam memberikan akreditasi fakultas kedokteran supaya fakultas kedokteran bisa melahirkan dokter dengan saya saing tinggi."

Pemerintah, ujar Daeng, perlu mendorong pemetaan kompetensi dokter dengan modul continuing professional development program terstruktur. Pemerintah juga harus membebaskan pajak masuk terhadap alat kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan penguasaan teknologi di bidang pelayanan kesehatan.

Di Malaysia dan Singapura pajak alat kesehatan dibebaskan. "Kalau di Indonesia alat kesehatan malah kena pajak barang mewah."

Akhirnya klinik, dokter buka praktek jadi kesulitan untuk membeli alat kesehatan. Akibat pajak barang mewah akhirnya pelayanan kesehatan jadi  mahal.

"Makanya pajak alat kesehatan sebaiknya dibebaskan. Agar dokter kita mudah membeli alat kesehatan untuk pelayanan supaya mampu bersaing dengan dokter asing yang akan masuk di era MEA," ujar Daeng.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement