REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ribuan ton sampah menumpuk di seluruh wilayah DKI Jakarta. Ini diakibatkan aksi pencegatan truk sampah DKI dan penutupan jalurnya di Cileungsi sejak Senin (2/11) lalu.
Kepala Dinas Kebersihan DKI Isnawa Adji mengatakan pada hari pertama pencegatan, sedikitnya ada 2.000 ton sampah tak bisa dibuang ke Bantargebang, Bekasi.
"Sampah yang terangkut 4000-an ton. Yang nggak terbuang 2600 ton. Itu cuma Senin," kata Isnawa kepada Republika, Rabu (4/11).
Kondisi ini berlanjut pada hari Selasa (3/11) lebih parah. Disebutkan lebih dari 3000-an ton sampah tidak terbuang karena banyak truk ditahan.
Pada hari ketiga aksi pencegatan, kondisi pun semakin parah. Ia menyebut tidak ada sampah yang bisa diangkut karena jalur tertutup.
Truk Dinas Kebersihan DKI akhirnya memilih tidak beroperasi. Akibatnya banyak sampah yang menumpuk karena belum diangkut.
"Tadi nggak kita kirim truk. Tunggu di Jakarta aja," ujarnya.
Namun, ia memastikan Rabu (4/11) malam nanti sampah sudah bisa diangkut dan dibawa ke Bantargebang karena sudah ada pertemuan antara Pemprov DKI dengan Pemkab Bogor terkait penyelesaian penutupan akses jalan truk sampah.
Meski banyak sampah yang tidak dikirim ke Bantargebang selama beberapa hari, Isnawa tidak ingin menyebut Jakarta darurat penumpukan sampah. Menurutnya ini masih bisa ditanggulangi dan akan dikirim segera.