Rabu 04 Nov 2015 17:57 WIB

Musim Hujan Datang, Banjir Ancam Warga Indramayu

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Karta Raharja Ucu
Sejumlah kendaraan melintasi air banjir yang menggenangi jalan di kawasan Cikini, Jakarta Selatan, Ahad (15/2).   (Republika/Agung Supriyanto)
Sejumlah kendaraan melintasi air banjir yang menggenangi jalan di kawasan Cikini, Jakarta Selatan, Ahad (15/2). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Banjir mengancam warga di sejumlah desa di Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, pada musim hujan mendatang. Ancaman itu menyusul pendangkalan sungai di Blok Gang Dayat, Desa Jatibarang Lama, Kecamatan Jatibarang akibat tumpukan sampah dan lumpur.

''Setiap musim hujan, sungai itu pasti meluap dan menyebabkan banjir,'' ujar seorang warga setempat, Udin, Rabu (4/11).

Tak hanya Desa Jatibarang Lama, banjir juga mengancam daerah-daerah lain yang dilalui sungai tersebut. Udin menjelaskan, sungai itu tidak pernah dikeruk sejak sekitar 40 tahun terakhir. Dampaknya, sungai mengalami pendangkalan akibat lumpur yang menutupi badan sungai.

Selain itu, sungai yang aliran airnya bersumber dari saluran induk Sindupraja Desa Rancajawat, Kecamatan Tukdana, Indramayu tersebut juga dipenuhi dengan tumpukan sampah. Terutama sampah yang berasal dari aktifitas pedagang di Pasar Jatibarang.

Udin menyatakan, petugas kebersihan kerap terlambat mengangkut sampah dari daerahnya. Karena itulah, pedagang yang merasa kesal akhirnya membuang sampah ke sungai itu. ''Daripada menumpuk di tempat dagangan, akhirnya sampah dibuang ke sungai,'' tutur Udin.

Warga berharap, Pemkab Indramayu segera mengeruk dan membersihkan sungai di Desa Jatibarang Lama dari tumpukan sampah sebelum musim hujan tiba. Selain itu, mereka pun meminta agar petugas kebersihan secara rutin mengangkut sampah supaya pedagang dan masyarakat tidak membuang sampah di sungai.

Warga lainnya, Carsiah menambahkan, tak hanya menimbulkan ancaman banjir di musim hujan, tumpukan sampah di sungai Desa Jatibarang Lama juga menimbulkan bau busuk. Kondisi itu menimbulkan ketidaknyamanan pada warga. ''Namanya juga sampah dari pasar dan rumah tangga, ya jelas bau busuk sekali,'' ujar Carsiah.

Terpisah, Kepala Dinas PSDA dan Tamben Kabupaten Indramayu, Suwenda saat dikonfirmasi, mengakui  sungai itu memang mengalami pendangkalan dan dipenuhi sampah. Namun, akibat anggaran yang terbatas, normalisasi di saluran tersebut belum bisa dilaksanakan pada tahun ini. ''Insyaallah tahun depan kita lakukan pengerukan,'' kata Suwenda.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement