REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Penikmat kopi di dunia internasional memiliki penilaian positif terhadap produksi kopi Indonesia. Kopi Indonesia dinilai memiliki konsep pertanian berkelanjutan.
Dalam "Temu Kopi Sumatera" di salah satu hotel berbintang di Medan yang diselengarakan pada Selasa (3/11) Rabu (4/11), Fair Trade USA Business Development Manager, Parker Townley mengatakan pada dasarnya pembeli menilai kopi itu sebagai komoditas yang berkelanjutan karena berkaitan dengan lingkungan.
Sejauh ini, penikmat kopi di AS dan Eropa masih memberikan penilaian positif terhadap kopi Indonesia yang proses produksiya tidak merusak lingkungan. Hal itu disebabkan proses penanaman kopi di Indoenesia sering disertai dengan tanaman pelindung, sehingga polanya bersahabat dengan lingkungan.
Penilaian negatif penikmat kopi internasional hanya berkaitan dengan produksi kopi luwak, karena berkaitan dengan eksploitasi hewan. Meski demikian, pihaknya tetap memiliki sejumlah masukan dalam produksi kopi Indonesia, terutama berkaitan dengan sertifikasi kopi.
Konsumen kopi di AS dan Eropa menyukai kopi yang bersertifikasi karena berkaitan dengan pendapatan petani dan mendukung program pertanian berkelanjutan. Dengan sertifikasi tersebut, kopi yang diproduksi akan memberikan hasil yang lebih baik bagi petani sehingga dapat menjaga minat penanaman kopi.
"Konsumen berpikir pelaku usaha hanya menikmati kopi, tetapi tidak memberikan harga yang adil bagi petani," tuturnya.
Sertifikasi itu juga dapat menghubungkan dan meningkatkan komunikasi antarsemua pihak di lantai suplai mulai dari petani, eksportir, hingga pembeli atau penikmat kopi. "Saya harapkan dengan sertifikasi ini, pembeli tahu dengan membeli kopi juga memberikan sesuatu yang adil (bagi petani)," ujar Parker.