REPUBLIKA.CO.ID,BEKASI -- Sebanyak 18 perusahaan industri yang berada di bantaran Kali Bekasi diberi peringatan keras oleh Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLH) Kota Bekasi karena diduga menjadi penyebab pencemaran Kali Bekasi hingga sekarang.
Kepala Dinas BPLH Kota Bekasi Sopandi Budiman menuturkan, dua di antara 18 perusahaan tersebut bahkan ada yang diberikan surat peringatan (SP) 1.
”Kami sudah panggil semua perusahaan industri yang dicurigai membuang limbahnya ke aliran Kali Bekasi. Karena sampai sekarang Kali Bekasi masih dalam keadaan tercemar. Dan dua perusahaan sudah kami berikan surat peringatan (SP) 1,” kata Kepala Dinas BPLH Kota Bekasi Sopandi Budiman, Selasa (3/11).
Sopandi menuturkan, Kali Bekasi kembali tercemar pada Selasa (3/11) siang. Pencemaran itu sama seperti yang terjadi beberapa waktu lalu saat Kali Bekasi tercemar limbah cair industri, yaitu kondisi air berubah menjadi hitam.
”Masalahnya masih sama, yaitu akibat limbah industri yang dibuang ke Kali Bekasi,” katanya.
Pencemaran Kali Bekasi ini, lanjut Sopandi, diduga ada yang berasal dari Bogor. Ia mencurigai banyaknya perusahaan di daerah Bogor yang membuang limbah ke Kali Cikeas, atau Kali Cileungsi, sehingga alirannya terbawa sampai ke Bekasi.
"Untuk itu kami juga sudah meminta kepada Pemerintah Kabupaten Bogor untuk segera meninjau ulang keberadaan industri di daerahnya,” jelasnya.
Dari delapan belas yang dipanggil oleh BPLH, lanjut Sopandi, perusahaan itu memproduksi makanan, minuman, rumah sakit dan perusahaan manufaktur. Belasan perusahaan tersebut berdiri di bantaran Kali Bekasi mulai dari Bantargebang, Bojong Rawalumbu, sampai ke Bendungan Kali Bekasi. Mereka diminta untuk tidak membuang limbahnya ke aliran Kali Bekasi.
Lebih lanjut Sopandi menuturkan, belum lama ini, sebanyak enam item yang diteliti di sungai Parigi Bantargebang menemukan kadar air Kali Bekasi memiliki temperatur 31 derajat Celcius, PH, dari baku mutu seharusnya 6,0 malah menjadi 3,7 derajat Celcius.
Lalu, kandungan Cod, dari kadar ambang mutu 25 miligram, menjadi 32 miligram, kemudian Do, baku mutu seharusnya 4 miligram, malah turun menjadi 2 miligram, kadang Seng, dari baku mutu 0,5 miligram menjadi 0.115 miligram, dan tembaga seharusnya baku mutu 0.02 miligram menjadi 0,03 miligram.
Atas pencemaran kali ini, kata Sopandi, PDAM Tirta Patriot terpaksa tidak berproduksi dalam beberapa jam kedepan. Hal itu dilakukan untuk menghindari tercampurnya air baku pengolahan dengan limbah dari Kali Bekasi.
”Makanya, kami sudah meminta kepada Perum Jasa Tirta II untuk membuka bendungan Tarum Barat agar aliran Kali Bekasi bisa terbawa arus ke hilir,” ujarnya.
Untuk kedepannya, pihaknya meminta agar dibuatkan saluran sendiri untuk air baku PDAM. Saluran itu untuk mendapatkan aliran khusus dari air Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat. Sehingga apabila terjadi pencemaran lagi, air baku PDAM tidak terganggu.
”Karena sekarang trennya, Kota Bekasi selalu terkena kiriman banjir limbah, bukan hanya banjir biasa lagi,” tukasnya.