REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Seekor macan tutul turun dari gunung karena habitatnya menjadi perkebunan karet. Habitatnya yang hilang karena alih fungsi itu membuat macan tutul tersebut tidak bisa mendapatkan makanan alaminya. Namun, saat macan tutul tersebut turun gunung untuk mencari makan, ia mati di tangan warga.
Kepala Seksi Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah V Jawa Barat Toni Ramdani mengatakan, informasi awal terkait adanya macan tutul yang dibunuh warga di kawasan kebun karet di Kecamatan Cikelet, Kabupaten Garut, itu masih simpang siur. Saat ini, petugas BKSDA masih ada di lapangan untuk melakukan pemeriksaan secara langsung terkait informasi tersebut.
"Ada yang bilang macan tutul tersebut mati dijerat ada juga yang bilang diracun," kata Toni kepada Republika.co.id, Selasa (3/11).
Berdasarkan informasi awal yang diterima BKSDA, macan tutul tersebut terbunuh pada Jumat (30/10) di sekitar kawasan perkebunan karet PT Perkebunan Condong, sekitar Desa Cikelet, Kecamatan Cikelet, Kabupaten Garut. Toni mengungkapkan, alasan warga menjerat atau meracun macan tutul tersebut karena sudah banyak hewan ternak yang dimakan olehnya.
Berdasarkan pengakuan warga, ada sekitar 16 ekor kambing yang dimakan macan tutul tersebut. Hari ini, BKSDA masih di lapangan untuk memeriksa lebih jauh.
Toni menegaskan, saat ini sisa hutan lindung di perkebunan karet hanya tinggal sekitar 5 hektare. Luas hutan tersebut bisa dikatakan sangat kecil.
"Kalau masih ada satwanya di kawasan hutan yang kecil itu, kami akan pasang perangkap untuk menangkap satwanya," ujar Toni.
Toni menjelaskan, satwa yang berhasil dijerat nanti akan dipindahkan ke tempat lain yang lebih layak dan aman.