REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKA RAYA -- Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah meminta bantuan pemerintah pusat agar menambah ketersediaan berbagai bahan pokok pascabencana kabut asap beberapa bulan belakangan.
Bahan pokok perlu ditambah yakni beras miskin (raskin) dan lauk pauk kalengan. Tak hanya itu, mereka juga meminta agar pemerintah menunda naiknya harga LPG 3 kg.
"Permintaan tersebut sudah disampaikan kepada Presiden Joko Widodo dan sejumlah Menteri terkait. Penjabat Gubernur Kalteng Hadi Prabowo yang langsung menandatangani surat permintaan tersebut," kata Wakil Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kalteng Syahrin Daulay, Selasa (3/11).
Syahrin menyebut bencana kabut asap yang terjadi selama dua bulan terakhir tidak hanya mempengaruhi terjadinya inflasi sebesar 0,47 persen di bulan Oktober, namun juga sangat mempengaruhi menurunnya perekonomian masyarakat.
Dia mengatakan penambahan kebutuhan pokok tersebut nantinya akan disalurkan kepada masyarakat yang sangat membutuhkan di Kalteng. Sedangkan penundaan penundaan kenaikan harga LPG 3 kg maupun tarif dasar listrik sebagai upaya mengurangi pengeluaran masyarakat.
"Sekarang ini masyarakat Kalteng sudah sangat susah akibat bencana kabut asap, dan harus mendapat bantuan dari Pemerintah Pusat. Bahkan, Kalteng menyarankan harga bahan bakar minyak (BBM) di turunkan," kata Syahrin.
Badan Pusat Statistik (BPS) Kalteng mencatat indeks harga konsumen atau inflasi Oktober 2015 di provinsi setempat 0,47 persen. Inflasi tersebut berdasarkan penggabungan dari Kota Palangka Raya 0,55 persen dan Sampit 0,34 persen.
Dia mengatakan penyumbang inflasi di Provinsi Kalteng karena terjadinya kenaikan indeks di lima kelompok pengeluaran, yakni bahan makanan 2,49 persen, makanan jadi, minuman rokok dan tembakau 0,07 persen, sandang 0,27 persen, kesehatan 0,55 persen, pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,04 persen.
"Kalau melihat dari komoditas, penyumbang inflasi di Palangka Raya yakni kacang panjang, ikan nila, ikan gabus, kangkung dan ayam. Sementara di Sampit yakni mie, mobil bawang merah, angkutan udara dan sepeda motor," kata Sukardi.