Selasa 03 Nov 2015 16:10 WIB

Gagal Panen, Petani Bandung Barat Rugi Rp 10 Miliar

Rep: C12/ Red: Nur Aini
Dua orang petani memanen padi yang tersisa dari sawahnya yang mengalami puso. (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Ari Bowo Sucipto
Dua orang petani memanen padi yang tersisa dari sawahnya yang mengalami puso. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kabupaten Bandung Barat (KBB) menyatakan saat ini total luas lahan pertanian di wilayah setempat yang terdampak kekeringan yakni seluas 4.166 hektare. Total kerugiannya ditaksir mencapai Rp 10,6 miliar akibat banyak lahan pertanian yang puso. 

Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (Distanbunhut) KBB Ida Nurhamidah menuturkan, lahan pertanian yang puso yakni seluas 1.527 hektare dan lahan yang terancam puso yakni seluas 3.109 hektare. "Paling luas itu di (Kecamatan) Sindangkerta," kata dia, Selasa (3/11).

Ida menambahkan, total luas lahan pertanian yang puso di Sindangkerta yakni seluas 2.125 hektare. Sedangkan, ada dua kecamatan lain yang juga kekeringan, Cipongkor dan Batujajar. Luas lahan yang kekeringan di Cipongkor yakni seluas 1.795 hektare, dan Batujajar seluas 1.140 hektare. 

Sementara itu, kekeringan juga terjadi di lahan pertanian di Kabupaten Bandung. Kepala Distanbunhut Kabupaten Bandung Tisna Umaran menuturkan, ada 360 hektare lahan pertanian yang sudah puso. Selain itu, lahan pertanian seluas 2.295 hektare berpotensi gagal panen. 

"Lahan yang puso ada di Cikancung, Solokan Jeruk, Rancaekek, dan Baleendahh," ujar dia.

Kondisi tersebut, menurutnya, sudah terjadi sejak musim kemarau yang melanda beberapa bulan terakhir. Namun, menurut Tisna, saat ini di Kabupaten Bandung masih terdapat lahan pertanian seluas 1.200 hektare yang tergolong masih bisa ditanami. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement