Senin 02 Nov 2015 12:11 WIB

Pemilih Pemula Kenal Nyoblos di Jambore Pilkada

Rep: c 36/ Red: Indah Wulandari
Sejumlah anggota dari beragam komunitas mendengarkan penjelasan mentor mengenai politik dan demokrasi dalam kegiatan
Foto: ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Sejumlah anggota dari beragam komunitas mendengarkan penjelasan mentor mengenai politik dan demokrasi dalam kegiatan

REPUBLIKA.CO.ID,TANGERANG SELATAN -- Sekitar 150 pemilih pemula akan mengikuti jambore Pilkada Tangsel pada 7-8 November 2015 mendatang. Mereka terdiri dari siswa-siswi SMA dan SMK di Tangsel.

Koordinator Distribusi Logistik Pilkada KPU Kota Tangsel, Sam'ani mengatakan, jambore akan diikuti sekitar 150 siswa dan siswi di Tangsel.

"Rencananya ada 150 siswa-siswi SMA dan SMK yang ikut dalam jambore nanti. Kami akan koordinasikan dengan Dinas Pendidikan  untuk keikutsertaan peserta," jelas Sam'ani kepada Republika.co.id di kantornya, Senin (2/11).

Peserta, lanjutnya, diambilkan dari siswa-siswi yang pada 9 Desember nanti sudah berusia 17 tahun. Mayoritas peserta adalah murid kelas XII SMA atau SMK. Namun, tidak menutup kemungkinan peserta nantinya merupakan murid kelas XI yang sudah genap berusia 17 tahun.

Sam'ani menuturkan, jambore rencananya berlangsung di area perkemahan dekat Situ Gintung. Beberapa materi yang akan diberikan dalam jambore adalah pendidikan politik, pengenalan sistem kepemiluan, peran penyelenggara pilkada serta sistem pemungutan dan penghitungan suara.

Untuk diketahui, tercatat 12.433 pemilih pemula dalam Pilkada Tangsel. Jumlah tersebut terdiri dari 12.029 pemilih yang tercatat dalam daftar pemilih tetap (DPT) dan 404 pemilih yang direkap dalam daftar pemilih tetap tambahan 1 (DPTb 1).

Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Zaki Mubarak, mengatakan ,sosialisasi pilkada kepada para pemilih pemula sebaiknya dilakukan dengan cara variatif dan kekinian. Dirinya menilai, selama ini sosialisasi kepada pemilih yang masih duduk di bangku sekolah menengah atas itu terlalu formal dan rawan kejenuhan.

"Semakin variatif sosialisasinya semakin bermanfaat dan mudah diterima. Adanya jambore tentu bagus, tetapi tidak semua pemilih pemula senang dengan kegiatan jambore. Dalam jambore sebaiknya disisipi sosialisasi lewat pemutaran film atau simulasi debat politik pilkada," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement