Senin 02 Nov 2015 00:15 WIB

Penumpang Pesawat Turun 90 Persen Akibat Asap

Kabut asap menyelimuti Pekanbaru, Riau, Ahad (11/10).
Foto: Antara
Kabut asap menyelimuti Pekanbaru, Riau, Ahad (11/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah penumpang pesawat di Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru selama Oktober 2015 turun 90 persen akibat kabut asap. "Turunnya sangat drastis, terutama terjadi bulan lalu dengan rata-rata hampir 90 persen per hari," papar Kepala Divisi Pelayanan dan Operasi Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II, Hasturman Yunus di Pekanbaru, Ahad.

Dalam kondisi normal, jelas dia, tidak kurang dari 66 hingga 78 penerbangan per hari melakukan aktivitas pendaratan maupun lepas landas menuju atau dari bandara setempat dengan jumlah penumpang rata-rata mecapai 8.000 orang.

Aktivitas itu dilakukan oleh 11 maskapai melayani rute penerbangan baik domestik atau internasional seperti Lion Air, Garuda Indonesia, Batik Air, Indonesia AirAsia, Citilink, Susi Air, Sriwijaya Air, Silk Air, AirAsia, Firefly dan Malindo Air.

"Tapi di tengah kondisi asap bulan lalu, penumpang pesawat tidak sampai 1.000 orang. Data secara detailnya atau utuh, sedang kita persiapkan untuk jadi laporan," terangnya.

Ia mengatakan, setidak 10 hari bandara setempat lumpuh total karena tidak bisa didarati atau lepas landas oleh pesawat berbadan sempit baik jenis ATR 72-500, Boeing 737 series atau Airbus A319 dan Airbus A320.

Akibatnya, banyak maskapai penerbangan terutama rute domestik membatalkan penerbangan akibat jarak pandang pilot terbatas atau di bawah 1.000 meter akibat kabut asap kiriman menutupi wilayah bandara dan membahayakan bagi keselamatan.

"Jarak pandang terbatas dan hanya bertahan sekitar 700 meter dan bahkan sempat capai 100 meter. Itu terjadi tanggal 18, 19, 21, 22, 23, 24, 25 dan 26 nol penerbangan sama sekali," kata Hasturman.

Ongah Hasnan Siregar, Airport Duty Manager Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II menambahhkan dua pesawat mendarat pada Selasa (20/10) karena jarak pandang masih berada dikisaran 1.000 meter atau batas minimal bagi pilot.

Kedua maskapai tersebut masing-masing berasal dari Singapura yakni Silk Air mendarat sekitar pukul 13.15 WIB dan disusul maskapai Citilink dari Batam pukul 15.00 WIB. "Setelah itu, tidak ada lagi pesawat mendarat karena arah angin tidak bersahabat. Angin cenderung tidak bergerak dan puluhan penerbangan dalam satu hari itu, dibatalkan," terangnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement