Ahad 01 Nov 2015 21:16 WIB

Bela Negara Sebaiknya Suka Rela

Rep: C93/ Red: Julkifli Marbun
   Kader bela negara mengikuti upacara pembukaan pelatihan bela negara di Badiklat KeMenhan, Jakarta, Kamis (22/10).  (Republika/Wihdan)
Kader bela negara mengikuti upacara pembukaan pelatihan bela negara di Badiklat KeMenhan, Jakarta, Kamis (22/10). (Republika/Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Lembaga Demografi Universitas Indonesia Sonny Harry B Harmadi mengatakan, alangkah lebih baiknya jika bela negara yang direncanakan Menteri Pertahanan dilakukan dengan suka rela. Sebab, jika terkesan dipaksakan, apalagi konsepnya tidak tepat, bela negara tersebut bukan tidak mungkin akan terasa menjadi beban.

"Kalau diwajibkan, diwajibkan, diwajibkan, apalagi konsepnya tidak tepat, orang akan merasa terbebani," kata dia di Cikini, Jakarta, Ahad (1/11).

Sonny berharap, konsep bela negara tersebut lebih jelas dan bisa menyadarkan para pemuda tentang partisipasi apa yang bisa mereka lakukan sebagai ungkapan cinta tanah air. Sehingga, para pemuda menjadi tahu apa tugas serta peran yang harus diemban demi memajukan bangsa, serta rasa cinta tanah air terus tumbuh.

Selain itu, bela negara juga harus bisa mengembalikan para pemuda ke dalam sejarah. Sebab tidak sedikit para pemuda Indonesia yang tidak paham bahkan tidak menghargai sejarah Indonesia. Apalagi, kemerdekaan yang bisa dinikmati saat ini diraih secara berdarah-darah dan telah tercatat dalam sejarah.

"Kan ada istilah, sebuah bangsa yang besar itu dibekali sejarah yang besar pula," tambah Sonny.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement