Sabtu 31 Oct 2015 17:37 WIB

Mensos Beri Santunan Korban Tewas Akibat Asap

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa (kanan) menyapa anak-anak suku Anak Dalam korban bencana asap yang mengungsi dipingiran Hutan Bukit Suban, Air Hitam, Sarolangun, Jambi, Jumat (30/10).
Foto: Antara/Tisna
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa (kanan) menyapa anak-anak suku Anak Dalam korban bencana asap yang mengungsi dipingiran Hutan Bukit Suban, Air Hitam, Sarolangun, Jambi, Jumat (30/10).

REPUBLIKA.CO.ID,pekanbaru -- Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa memberikan santunan kepada keluarga dari korban tewas akibat dampak kabut asap kebakaran lahan dan hutan di Provinsi Riau.

Penyerahan santunan berlokasi di halaman kantor Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau di Jl. SM Amin Kota Pekanbaru, Sabtu. Menteri Khofifah memberikan santuan kepada tiap-tiap keluarga korban sebesar Rp15 juta.

Ada empat keluarga yang menerima bantuan dari Mensos. Mereka antara lain Muhkilis orang tua dari Hanum Anggriawati (12) yang meninggal pada 10 September 2015 di RSUD Arfin Achmad Pekanbaru. Kemudian, Lili Wirlama orang tua dari almarhum Lutfi (9) yang meninggal pada 21 Oktober 2015, Nanda Febri istri dari almarhum Ikbal pegawai honor Kanwil Kementerian Agama Pekanbaru, yang meninggal pada 5 Oktober 2015, dan Yurnalis orang tua dari Ari Saputra yang meninggal 23 Juli 2015.

Dalam sambutannya, Khofifah mengatakan pentingnya sosialisasi dan diseminasi informasi kepada masyarakat terhadap bahaya kabut asap kebakaran lahan dan hutan.

Sebabnya, seluruh korban yang meninggal di Riau bukan terkena dampak langsung, melainkan akibat kabut asap memicu penyakit lain dan juga memperparah penyakit bawaan yang sudah ada.

Karena itu, Khofifah meminta pemerintah daerah terus melakukan sosialisasi mengenai ambang batas berbahaya Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) ketika kabut asap semakin pekat.

"Perlunya sosialisasi ambang batas ISPU yang berbahaya berapa, karena tiap daerah berbeda-beda. Masyarakat Riau mungkin sudah biasa asap karena kebakaran sudah terjadi selama 18 tahun, namun belum semua memahami soal batasan ISPU diambang berbahaya," kata Khofifah.

Selain itu, politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini juga meminta pemerintah daerah memberikan sosialisasi kepada masyarakat bagaimana untuk bertindak ketika kabut asap makin pekat dan berbahaya. Ia menitikberatkan pada proses evakuasi terhadap warga yang rentan, yaitu manula, ibu hamil dan akan-anak.

"Karena evakuasi untuk saat terjadi kabut asap berbeda dengan evakuasi bencana alam seperti banjir dan gunung meletus. Masyarakat perlu diinformasikan adanya tempat evakuasi ke lokasi dengan sirkulasi udara yang lebih sehat ketika asap pada tingkat berbahaya terutama kepada anak-anak, ibu hamil dan manula," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement