Jumat 30 Oct 2015 23:20 WIB

Pasokan Listrik Defisit, PLN DJBB Lakukan Pemadaman Bergilir

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Djibril Muhammad
Jaringan listrik PLN
Jaringan listrik PLN

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kemarau yang berlangsung cukup panjang tahun ini, ternyata ikut mempengaruhi operasi beberapa Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA). Hal ini, menyebabkan berkurangnya pasokan listrik dari beberapa pusat pembangkit.

Menurut Manajer Komunikasi Hukum dan Administrasi PLN Distribusi Jabar dan Banten (DJBB), Agung Murdifi, Jawa Bali yang telah tersambung menjadi satu sistem kelistrikan.

Akibat kemarau, pada waktu beban puncak (18.00-22.00 waktu setempat) mengalami kekurangan pasokan defisit daya sehingga terpaksa dilakukan pemadaman di beberapa lokasi secara bergilir.

"Maksimal, pemadaman selama tiga jam setiap kali padam supaya tidak terlalu mengganggu aktifitas pelanggan," ujar Agung kepada wartawan, Jumat (30/10).‬

Pemadaman bergilir itu, kata dia, dilakukan berdasarkan jumlah kebutuhan. Misalnya, defisitnya banyak maka area yang padam juga akan lebih luas. Oleh karena itu, PLN mengharapkan partisipasi pelanggan yang tak padam untuk menghemat penggunaan listriknya agar memperkecil selisih defisit. Sehingga, bisa meminimalisir luas wilayah yang padam.

"Pemadaman bergilir terpaksa dilakukan saat beban puncak (17.00-22.00). Karena, saat itu lah penggunaan listrik konsumen mulai meningkat‬," katanya.

Agung mengatakan, dua PLTA besar yaitu PLTA Cirata 1000 Mega Watt (MW) dan PLTA Saguling 700 MW di Jawa Barat tidak bisa beroperasi. Karena, air waduk yang terbatas dan diprioritaskan untuk pengairan. Beberapa PLTA lain juga mengalami hal serupa. ‬

‪Pada saat yang sama, kata dia, sejak 28 Oktober dini hari terjadi gangguan pada main transformer PLTU Paiton unit 7 dan 8. Kapasitasnya, 1200 MW yang dioperasikan oleh Pailton Energy Company (PEC).

Kemarau juga, membuat beberapa pembangkit besar juga seperti PLTU Indramayu, PLTU Suralaya dan PLTU Pelabuhan Ratu defisit. Sehingga, dua hari terakhir ini terjadi defisit di Jawa dan Bali sekitar. 1000 MW di saat beban puncak.

"Beban puncak sistem kelistrikan Jawa Bali sekitar 23.900 MW," katanya.

Menurut Agung, ada kemungkinan defisit ini masih akan berlangsung beberapa hari ke depan. Jika, perbaikan beberapa pembangkit yang terganggu mengalami keterlambatan. ‬Namun PLN berupaya semaksimal mungkin untuk mempercepat perbaikan pembangkit. ‬

‪Di samping itu, kata dia, PLN juga mohon partisipasi pelanggan untuk mematikan lampu dan alat elektronik yang tidak diperlukan, terutama pada waktu beban puncak. Hal ini sangat signifikan untuk mengurangi defisit daya.‬ ‪"Atas kejadian ini PLN mohon maaf yang sebesar-besarnya," katanya.‬

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement