REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Musim kemarau yang berkepanjangan, membuat warga di Lampung mulai kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Untuk mendapatkan air untuk minum, warga terpaksa menempuh jarak jauh dari pemukimannya, dan membeli air galon isi ulang atau air mobil tangki.
PDAM Way Rilau juga sudah melakukan pembatasan distribusi air bersih ke pelanggannya di Kota Bandar Lampung. Pada Jumat (30/10), perusahaan air minum milik pemerintah kota (Pemkot) Bandar Lampung ini mengalami penurunan debit airnya sebesar 12 persen atau 67,2 liter per detik.
Pada waktu atau musim normal, PDAM menyalurkan 560 liter per detik, saat kemarau ini terjadi penurunan menjadi 492,8 liter per detik. "Ada penurunan debit 12 persen," kata Direktur PDAM Way Rilau, AZP Gustimego, Jumat (30/10).
Menurut dia, penurunan ini sangat berpengaruh dengan distribusi air ke pelanggan. Ia mengatakan pihaknya terpaksa melakukan sistem buka tutup saluran air induk air ke pelanggan. Pembatasan suplai air bersih ke pelanggan di kota ini, ada yang biasa mendapatkan jatah 24 jam menjadi 12 jam per hari, ada yang hanya lima hari dalam sepekan.
Warga yang nonpelanggan PDAM, terpaksa membeli air galon dan air mobil tangki, untuk minum dan lainnya. Sumur dan sungai di pemukiman warga sudah kering, selama kemarau yang sudah mencapai tiga bulan ini.
"Kami terpaksa setiap hari beli air galon untuk minum, dan mengambil air ke kali yang jaraknya tiga kilometer untuk mandi dan cuci," kata Sri, warga Hanura, Kabupaten Pesawaran, Lampung.