REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG BARAT -- Pemerintah Kabupaten Bandung Barat (KBB) telah memulai tahapan sosialisasi terkait penggunaan asuransi di sektor pertanian. Asuransi ini untuk melindungi para petani yang kerap mengalami kerugian dari usaha pertaniannya.
Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (Distanbunhut) KBB Ida Nurhamidah menjelaskan, penggunaan asuransi pertanian di KBB ini hasil dari pertemuan dinas pertanian tingkat kabupaten dengan dinas tanaman pangan tingkat provinsi.
Dari situ, KBB bersama PT Jasindo sebagai penyalur asuransi akan siap memberikan asuransi kepada para petani. "Asuransi ini untuk menanggulangi kerugian para petani akibat bencana alam. Jadi kerugian mereka bisa digantikan," kata dia, Jumat (30/10).
Kepala Bidang Pertanian Distanbunhut KBB, Iin Solihin melanjutkan, asuransi pertanian yang hanya ditujukan pada tanaman padi ini baru pada tahap sosialisasi kepada kelompok tani. Pihaknya saat ini sedang masif menjalankan penyuluhan, sosialisasi, dan mendata calon peserta.
Petani diperbolehkan mengikuti asuransi ini, asal terdaftar dalam kelompok tani. Karena itu, bagi petani yang belum mengikuti kelompok tani, diminta untuk masuk terlebih dulu ke kelompok tani. "Para petani harus ikut kelompok tani. Karena yang ikut asuransi memang harus terdaftar sebagai anggota (kelompok tani)," ujar dia.
Asuransi ini memberikan jaminan pada tanaman padi yang mengalami kerusakan sehingga merugikan petani. Beberapa jenis kerusakan sawah yang bisa diasuransikan, yaitu karena bencana banjir, kekeringan, dan hama atau penyakit.
Pertanggungan premi asuransi pertanian ini terhitung dari masa tanam hingga prakiraan masa panen. Misalnya, di KBB, masa tanam di beberapa lahan pertanian sudah dilakukan Oktober ini, sampai Maret tahun depan. Artinya, penanggungan asuransi itu dimulai dari Oktober dan berakhir pada Maret nanti.
Total luas lahan pertanian yang terdampak kekeringan di KBB tahun ini yakni seluas 4.166 hektare. Sedangkan, total kerugiannya ditaksir mencapai Rp 10,6 miliar. Lahan pertanian yang terancam kekeringan seluas 3.109 hektare, dan yang puso 1.527 hektare.
Sindangkerta menjadi kecamatan yang kekeringan di lahan pertaniannya paling luas di antara kecamatan lain, yakni mencapai 2.125 hektare. Di Kecamatan Cipongkor, luas lahan pertanian yang kekeringan yaitu 1.795 hektare. Sedangkan, lahan pertanian yang kering di Kecamatan Batujajar seluas 1.140 hektare.