Jumat 30 Oct 2015 08:32 WIB

Delegasi Uni Eropa Adopsi Bayi Gajah di Leuser

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Andi Nur Aminah
Bayi gajah (ilustrasi)
Foto: Antara
Bayi gajah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Delegasi Uni Eropa (UE) di Jakarta mengadopsi bayi gajah yang lahir di Hutan Konservasi Tangkahan, Kawasan Ekosistem Leuser (KEL). Adoposi bayi gajah yang diberi nama Eropa itu bertujuan untuk memperkuat upaya konservasi dan mendorong ekowisata berbasis masyarakat.  

Adopsi bayi gajah yang lahir pada 1 September 2015 ini, menandai komitmen jangka panjang Uni Eropa terhadap keunikan KEL. "Kontribusi Uni Eropa lebih dari 50 juta euro untuk melindungi dan menjaga keberlangsungan hutan-hutan di Aceh dan Sumatra Utara," ucap Kepala Bagian Kerjasama Delegasi UE untuk Indonesia, Frank Viault dalam siaran persnya.

Di awal 2015, delegasi Uni Eropa juga telah mengadopsi gajah muda bernama Aras yang membantu menjaga dan melindungi bagian timur KEL dan menjadi bagian dari Unit Patroli Gajah Aras Napal. Tujuan mengadopsi Aras adalah untuk menarik perhatian publik terhadap pentingnya konservasi dan meningkatkan kesadaran akan dampak perubahan iklim.   

Pengadopsian bayi gajah bernama Eropa akan membantu memperkuat aspek lain yang juga penting di KEL. Yaitu kemitraan konservasi antara Hutan Konservasi Tangkahan dan masyarakat setempat, yang telah meninggalkan pembalakan liar dan beralih kepada ekowisata berkelanjutan. 

"Kami juga berharap pengadopsian ini akan membangkitkan kesadaran generasi muda mengenai bahaya dari perburuan gajah," ujar Duta Besar-designate Uni Eropa untuk Indonesia, Vincent Guérend.  

Perburuan gajah yang umumnya mengincar gading adalah permasalahan nyata di Sumatra. Sejumlah gajah di Sumatra telah dibunuh dalam beberapa bulan terakhir, termasuk gajah bernama Yongki, yang ditemukan mati tanpa gadingnya.  

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement