Jumat 30 Oct 2015 07:17 WIB

HIPMI: Realisasikan Bela Negara dengan Wirausaha

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Julkifli Marbun
Bahlil Lahadalia
Foto: Yasin Habibi/Republika
Bahlil Lahadalia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) menilai ancaman yang dihadapi Indonesia saat ini bukan berasal dari sebuah ancaman perang melainkan ancaman ekonomi. Oleh karena itu Ketua HIPMI, Bahlil Lahadalia, ingin pemerintah mendorong anak muda menjadi pengusaha.

"Ancaman sebenarnya berupa ancaman ekonomi. Bukan ancaman geografis,"  kata Bahlil dalam acara Forum Dialog HIPMI dengan tema ”Bela Negara dalam Perspektif Pengusaha Muda” di Jakarta, Kamis (29/10).

Bahlil mengatakan dirinya berharap pemerintah lebih menitik beratkan pada pengembangan pengusaha muda Indonesia, dari pada dananya digunakan untuk merekrut orang-orang yang tidak berkompeten di bidang ekonomi.

Dia menilai, jika hanya sedikit pemuda akan menjadi wiraswasta maka menimbulkan pengangguran intelektual. Kondisi ini mengancam mahasiswa dari kampus seluruh tanah air.

"Terdapat 83 persen mahasiswa memilih jadi karyawan. Anak muda itu agen perubahan, artinya siap-siap mahasiswa ini akan menjadi pengangguran intelektual. Seluruh kampus dari Aceh sampe Papua menjadi penghasil sampah intelektual," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement