Kamis 29 Oct 2015 21:13 WIB

12 Ribu Hektare Sawah Subang tak Terlintasi Irigasi

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Ani Nursalikah
Petani menanam padi di kawasan persawahannya. (ilustrasi)
Foto: Antara/Fikri Yusuf
Petani menanam padi di kawasan persawahannya. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SUBANG -- Pemkab Subang, Jabar masih ketar-ketir tentang hasil produksi pertanian. Meskipun, hasil produksi tahun ini disinyalir surplus,  masih ada kendala yang bisa menurunkan hasil pertanian tersebut.

Kendala itu, yakni masih adanya 12 ribu hektare lahan lagi yang tak dilintasi jaringan irigasi teknis.

Kepala Bappeda Kabupaten Subang, Komir Bastaman mengatakan total luas areal persawahan di wilayahnya mencapai 84 ribu hektare. Tetapi, 12 ribu hektare di antaranya merupakan persawahan tadah hujan sehingga lahan tersebut hanya bisa tanam satu kali dalam setahun.

"Bila dibiarkan, maka kondisi ini akan memengaruhi hasil produksi," ujarnya kepada sejumlah media, Kamis (29/10).

Menurutnya, selama ini target produksi yang dipatok pemerintah pusat untuk Subang selalu ada peningkatan. Peningkatanya kisaran lima persen. Pada tahun ini saja, target yang dipatok mencapai 1,2 juta ton gabah kering giling (GKG).

Tetapi, untuk memenuhi target tersebut harus ditunjang dengan sarana yang memadai. Selama ini, sarana pertanian di wilayah Subang masih belum maksimal. Salah satunya, kendala jaringan irigasi teknis ke wilayah utara yang bisa mengairi 12 ribu hektare itu. Sawah itu, tersebar di Kecamatan Pamanukan, Legonkulon, Compreng dan Pusakanagara.

Bupati Subang Ojang Sohandi, mengatakan terkait dengan masalah tidak adanya jaringan irigasi teknis ke wilayah utara Subang sebenarnya sudah dilaporkan ke pusat. Bahkan, Presiden Jokowi berjanji akan memberikan solusi. Solusinya, dengan membuatkan sodetan dari aliran irigasi induk Tarum Timur.

"Bila sodetan itu, terealisasi Subang siap menghasilkan padi sampai 1,6 juta ton per tahun," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement