Kamis 29 Oct 2015 20:13 WIB

Gerindra Tolak RAPBN 2016 Karena Takut Utang Bertambah

Rep: satria kartika yudha / Red: Muhammad Subarkah
Gerindra
Foto: Republika/Prayogi
Gerindra

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi XI Fraksi Partai Gerindra Gus Irawan Pasaribu menegaskan Gerindra menolak Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016. Gerindra menolak karena target penerimaan terlalu tinggi sehingga berpotensi membuat utang Indonesia semakin membengkak.

Dalam postur sementara RAPBN 2016 yang disetujui Badan Anggaran DPR RI, target penerimaan perpajakan dipatok Rp 1.546 triliun. Sedangkan penerimaan negara bukan pajak Rp 273 triliun.

Berkaca pada realisasi penerimaan pajak pada tahun ini yang belum mencapai 50 persen per 31 Agustus 2015, target penerimaan perpajakan dalam RAPBN 2016 dinilai terlalu ambisius.

"Kita menolak karena mengevaluasi APBNP 2015 dimana penerimaan masih sangat jauh dari yang diharapkan," kata Gus Irawan kepada Republika, Kamis (29/10).

Dia mengatakan, realisasi penerimaan yang sangat kecil itulaah yang akhirnya membuat serapan belanja pemerintah pusat masih rendah. Belanja pemerintah pusat rendah bukan karena masalah serapan anggaran yang lambat, tapi karena memang tidak ada uang yang bisa dipakai untuk belanja.

Tidak realistisnya target penerimaan negara akan berimbas pada melebarnya defisit anggaran. Kalau defisit melebar dari yang ditetapkan, maka solusinya pemerintah harus menambah utang untuk menutupi kekurangan.

"Kami tidak mau kejadian dalam tahun ini terulang dalam RAPBN 2016 dimana pemerintah harus menambah utang karena sikap optimisme berlebihan," ucap dia.

Berdasarkan catatannya, utang pemerintah sepanjang tahun ini sudah bertambah Rp 482 triliun. "Masa iya sih kita mau terus meninggalkan utang untuk generasi bangsa selanjutnya," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement