Rabu 28 Oct 2015 02:20 WIB

Pengusaha Bisa Hemat Puluhan Miliar dari Membakar Lahan

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Nidia Zuraya
Kebakaran hutan/ilustrasi
Foto: wikimedia
Kebakaran hutan/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Bidang Ekuintek-LH DPP PKS Memed Sosiawan mengatakan,  di lapangan berdasarkan pantauan terdapat  3.226 titik api atau hot spot. Ini tersebar di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.

"Maka ada puluhan ribu hektare luas lahan perkebunan yang terbakar. Tentu saja luasan puluhan ribu hektare tersebut bukan hanya milik petani kecil yang luas lahannya hanya 2 hektare sampai 5 hektare," katanya, Selasa, (27/10).

Terdapat sekitar 120 perusahaan perkebunan besar di Sumatra dan Kalimantan yang lahannya terbakar. Artinya, perusahaan-perusahaan besar diduga juga melakukan pembakaran lahan sehingga menyebabkan lahan yang terbakar menjadi sangat luas.

"Terdapat daya tarik ekonomi bagi pengusaha besar untuk melakukan pembakaran lahan untuk membuka dan membersihkan lahan. Ada selisih penghematan sebesar Rp 2 juta per hektar apabila menggunakan pembakaran lahan daripada menggunakan cara mekanis dengan peralatan modern," terangnya.

Dengan luas lahan terbakar sekitar 16.600 hektare di Sumatra dan Kalimantan, lanjut Memed, ada potensi penghematan dan keuntungan sebesar Rp 33,2 miliar per tahun kalau modus pembakaran lahan digunakan secara rutin dan menjadi bisnis untuk membersihkan lahan di akhir musim kemarau menjelang musim penghujan.

"Lemahnya pengawasan oleh aparat pemerintah pusat dan daerah menyebabkan pembakaran lahan tidak hanya dilakukan oleh petani kecil, bahkan sebagian besarnya terjadi di area lahan perusahaan perkebunan besar," ujar Memed.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement