Selasa 27 Oct 2015 23:48 WIB

Bangker Perlindungan Asap untuk Kelas Diuji Cobakan

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Andi Nur Aminah
Sejumlah kendaraan menembus kabut asap yang menyelimuti Kota Palangka Raya, Kalteng, Selasa (27/10).
Foto: Antara/Saptono
Sejumlah kendaraan menembus kabut asap yang menyelimuti Kota Palangka Raya, Kalteng, Selasa (27/10).

REPUBLIKA.CO.ID,  ​PADANG -- Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di Sumatra dan Kalimantan menyebabkan banyak dampak merugikan bagi masyarakat. Di dunia pendidikan, para siswa terpaksa libur sekolah karena pemerintah daerah mengambil kebijakan untuk meliburkan sekolah. 

Pemerintah daerah tidak ingin mengorbankan kesehatan para siswa dengan membiarkan murid-murid tetap belajar dalam kepungan kabut asap. Jam belajar efektif pun harus dikorbankan.

Kebijakan tersebut menuai kontroversi. Banyak pihak yang menyayangkan jika pendidikan yang harus dikorbankan akibat kabut asap yang terus menguar akibat karhutla. Sejumlah ilmuan, akhirnya berlomba-lomba membuat alat yang bisa digunakan untuk melindungi siswa​ agar tetap dapat belajar meskipun dalam kepungan asap.

Bangker Perlindungan Asap, merupakan salah satu alat yang diciptakan untuk diletakkan di kelas-kelas. Alat ini, diciptakan oleh Lektor Kepala Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dari Institut Telnologi Bandung (ITB), Zeily Nurachman yang bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI.

​Zeily melakukan uji coba alatnya untuk pertama kali di SDN Percobaan, Jalan Ujung Gurun 56 Kota Padang, Sumatra Barat. Ia menjelaskan, membuat bangker perlindungan asap cukup sederhana. Cukup siapkan aquarium​ berukuran bebas, namun semakin lebar permukaannya, semakin baik. Siapkan pula aerator atau alat penghasil gelembung udara dalam air. Kemudian siapkan air alga hijau seukuran botol air mineral.

Ketiga bahan tersebut, Zeily mengatakan digunakan untuk menyerap CO2 atau karbondioksida dalam ruang kelas.

Kemudian, untuk memastikan udara luar tidak banyak yang masuk ke dalam ruangan, tutup ventilasi dengan kain filter atau penyaring. Untuk memaksimalkan fungsinya, semprotkan cairan basa atau air kapur tohor di kain filter tersebut. Udara dari luar, akan dihambat masuk ke dalam kelas.

"Alga (dalam aquarium) itu akan memakan partikel yang sisa, dan menyebar oksigen. Begitu konsepnya," ujar Zeily di Padang, Sumbar, Selasa (27/10).

Dia mengatakan, untuk memperlancar sirkulasi udara, ia akan memasang dua kipas angin penyaring debu. Jangan lupa pastikan lampu neon menyala dengan sempurna agar siswa mendapatkan cahaya cukup dalam ruangan yang tertutup kain filter.

Hasil uji coba bangker perlindungan asap ini, akan dievaluasi di Kemendikbud​RI. Selanjutnya akan disosialisasikan kepada sejumlah provinsi yang terdampak kabut asap.​ "Ini baru pertama kali. Kamis harus diceritakan ke provinsi yang terdampak kabut asap, kami kumpulkan berbagi cerita, suksesnya uji coba di Padang," kata  Ananto menjelaskan. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement