REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyakini kebijakan yang dipilih pemerintah dengan fokus pada infrastruktur dan pangan, serta mengendalikan subsidi harga bahan bakar minyak (BBM) sudah benar.
“Memang di awal sulit, ya, memang di awal pahit, ya, tapi dalam jangka menengah panjang, saya meyakini bahwa jalan yang akan kita lalui adalah jalan yang benar,” kata Presiden Jokowi saat bertemu dengan warga masyarakat dan diaspora Indonesia di Amerika Serikat (AS), di Wisma Tilden, Wisma Dubes RI di AS, Ahad (25/10) sore waktu setempat.
Presiden meyakini, pada tahun ketiga kebijakan yang dikeluarkan pemerintah akan menuai hasil.
"Mungkin akan mulai kelihatan pada tahun-tahun ketiga,” katanya dikutip dari laman setkab.go.id pada Senin (26/10).
Menurutnya, Indonesia perlu sebuah transformasi fundamental ekonomi dari yang dulunya selalu bertumpu pada konsumsi, penjualan komoditi, dan penjualan-penjualan bahan mentah ke sektor produksi.
“Ini yang kita mulai akan balik menuju ke produksi. Dari konsumsi ke produksi, dari konsumsi ke investasi, dari konsumsi ke industri, dari konsumsi ke hilirisasi,” katanya.
Ia menegaskan tak ingin kecolongan lagi. Ketika Indonesia sedang booming minyak, pondasinya tak cukup kuat. Begitu pula ketika booming kayu, Indonesia juga tak bisa memanfaatkan momentum tersebut.
"Kayunya habis, hutannya habis, kita tidak mendapatkan manfaat dari situ," katanya.
Yang ketiga, lanjut Presiden, ada booming minerba.
“Ini kesempatan ini yang sudah mungkin setengah, hampir, itu sudah hampir, untungnya belum habis. Jadi kita masih, alhamdulillah masih bisa sedikit memanfaatkan peluang ini,” tuturnya.
Namun, ia mengingatkan jika momentum tersebut tak dimanfaatkan seperti mempersiapkan investasi, industri, hingga hilirisasinya, maka Indonesia bisa terpuruk.
“Itulah kesalahan, menurut saya kesalahan besar kita. Ini yang sekarang mulai akan kita kerjakan, sudah mulai sebagian kita kerjakan, dan mungkin akan mulai kelihatan pada tahun-tahun ketiga. Maka sekarang ini fokus pada dua hal yaitu infrastruktur dan pangan,” katanya.