Sabtu 24 Oct 2015 16:53 WIB

Nelayan tak Berani Melaut karena Kabut Asap

Red: Nur Aini
Kabut asap pekat di Desa Kemingking Luar, Taman Rajo, Muarojambi, Jambi, Selasa (6/10).
Foto: Antara
Kabut asap pekat di Desa Kemingking Luar, Taman Rajo, Muarojambi, Jambi, Selasa (6/10).

REPUBLIKA.CO.ID, LANGKAT -- Kabut asap yang semakin tebal di perairan Kabupaten Langkat Sumatera Utara menyebabkan nelayan di Tanjungpura tidak berani melaut. Mereka takut bisa bertabrakan dengan kapal lain mengingat jarak pandang hanya 150 meter.

"Kami tidak berani melaut karena jarak pandang sangat terbatas," kata salah seorang nelayan Tanjungpura, Karim di Tanjungpura, Sabtu (24/10).

Jarak pandang di Sei Batang Serangan menuju perairan Selat Malaka  sangat terbatas karena kabut tebal. Suasana siang di perairan tersebut seperti menjelang malam.

Ia mengungkapkan ratusan nelayan sekarang hanya menambatkan sampan di beberapa tempat yang ada sambil berharap kabut segera sirna dan mereka bisa secepatnya melaut. "Padahal keluarga sekarang sangat berharap adanya tangkapan dari hasil melaut namun karena kabut tebal kita tidak berani berangkat," katanya.

Sementara itu, nelayan lainnya Khairuddin mengungkapkan banyaknya nelayan tidak melaut selain karena kabut tebal yang melanda perairan Langkat juga banjir yang terjadi di berbagai pemukiman nelayan yang ada di sana.

Selain kabut tebal, banjir juga mengurungkan niat nelayan untuk melaut, takut sewaktu-waktu air Sei Batang Serangan kembali meninggi. "Saat kami melaut tiba-tiba air tinggi tentu juga menimbulkan was-was, terutama kepada keluarga yang ditinggalkan di rumah," katanya.

Lantaran kondisi tersebut, ratusan nelayan di Kecamatan Tanjungpura ini mengurungkan niat mereka mencari ikan ke laut. "Jarak pandang di tengah laut benar-benar terbatas, tentu ini akan membawa risiko besar buat kami bila harus pergi melaut," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement