Jumat 23 Oct 2015 15:01 WIB

Kabut Asap di Medan Makin Tebal, Siswa Olahraga di Kelas

Rep: Issha Harruma/ Red: Israr Itah
Suasana Kota Medan yang diselimuti kabut asap.
Foto: ANTARA FOTO/Septianda Perdana
Suasana Kota Medan yang diselimuti kabut asap.

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Akibat kabut asap, siswa di MTS Miftahussalam, Medan Petisah, Medan, harus menjalani kegiatan olahraga di dalam kelas. Kepala MTS Miftahussalam Cut Ruhama mengatakan keputusan tersebut diambil pihak sekolah mengingat semakin tebalnya kabut asap dalam beberapa hari terakhir.

"Asapnya tidak terlalu pekat tapi kalau mau olahraga kan butuh menghisap banyak oksigen jadi lebih baik di dalam kelas," kata Ruhama saat ditemui Republika.co.id, Jumat (23/10).

Ruhama mengatakan pihaknya akan mengurangi kegiatan belajar mengajar di luar ruangan agar tidak mengganggu kesehatan siswa. Begitu pula aktivitas olahraga yang akan tetap dilakukan di dalam kelas ketika kabut asap dinilai tebal dan dapat mengganggu pernapasan.

Selain pihak sekolah para siswa juga mulai merasa terganggu dengan semakin tebalnya kabut asap. Sejumlah siswa, kata Ruhama, mulai menggunakan masker ke sekolah. Pihak sekolah juga telah menyiapkan masker untuk dibagikan kepada siswa, meskipun masih sedikit.

"Siswa banyak yang izin akhir-akhir ini. Jadi daya tahan orang itu nggak kuat," ujarnya.

Ruhama pun mempertanyakan aksi yang telah diambil pemerintah dalam mengatasi kabut asap akibat kebakaran lahan dan hutan di Sumatera dan Kalimantan. Menurutnya, saat ini, pemerintah cenderung tidak fokus mengatasi masalah tersebut hingga wilayah terdampak asap terus meluas.

"Presiden lamban dan nggak ada keputusannya yang pas. Entahlah siapa yang bertanggung jawab terhadap asap ini. Siapa lah yang mau kita marahin ini. Kok kayak nggak ada tanggung jawabnya," kata Ruhama. 

Sementara itu, Azrul, siswi kelas VIII MTS Miftahussalam merasa kabut asap yang menyelimuti kota Medan belum terlalu mengganggu pernapasannya. Tapi aktivitasnya sedikit terhambat, seperti kegiatan olahraga di dalam kelas yang ia jalani hari ini. Azrul pun berharap kabut asap di Sumatera Utara tidak semakin tebal yang kemudian dapat menimbulkan masalah lainnya. 

"Kabut asap kan bisa ganggu pernapasan, bisa bikin ISPA. Sekarang banyak berita ISPA yang bisa sebabkan meninggal. Semoga di sini nggak seperti itu," ujar Azrul.

Pendapat tak jauh berbeda datang dari siswa lain, Reza Arif. Meski belum terlalu tebal, namun Reza mengatakan, kabut asap telah sangat mengganggu dirinya dan juga keluarganya.

"Biasanya kalau pergi sekolah naik motor, sekarang tidak karena di daerah rumah saya di Medan Helvetia asapnya udah pekat. Kalau harus naik motor ya harus pakai masker," kata Reza.

Siswa kelas VIII itu pun berharap pemerintah dapat bergerak lebih cepat lagi sebelum dampak yang ditimbulkan kabut asap semakin meluas. "Pemerintah harus cepat tanggap karena udah banyak yang jadi korban. Di berita udah banyak anak-anak yang meninggal. Jangan sampai ada banyak lagi korban yang jatuh," ujarnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement