REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penulis buku Guru Sejati Hasyim Asy'ari Masyamsul Huda mengatakan, lukisan Kiai Hasyim Asy'ari yang dipajang sebagai backdrop di Tugu Proklamasi dalam pencanangan Hari Santri Nasional pada Kamis (22/10) sebaiknya tak perlu dijadikan polemik.
Ada pihak yang protes mengapa lukisan Kiai Hasyim Asy'ari jenggotnya dicukur. Padahal, beliau memang tak pernah berjenggot, penampilannya klimis tanpa jenggot. Lukisan tersebut, kata dia, merupakan karya Badri dari Pasuruan yang dijadikan kover buku Guru Sejati Hasyim Asy'ari.
"Lukisan tersebut dipesan khusus oleh Gus Riza Yusuf Hasyim untuk memvisualkan perjuangan Mbah Hasyim ketika menghadapi kekejaman tentara Nippon," ujarnya kepada Republika.co.id, Jumat (23/10).
Setelah lukisan itu selesai dibuat, ia bersama Gus Riza dan Mas Badri, pergi menghadap almarhum KH Hamid Baidlowi dan Bapak Bulkin (khadam Mbah Hasyim yang ikut ditangkap tentara Jepang) untuk memastikan kalau lukisan itu benar menyerupai wajah Kiai Hasyim. "Kami ke sana meminta pendapat soal wajah Kiai Hasyim, apa benar seperti di lukisan itu, tak berjenggot."
Setelah memeriksa lukisan itu, keduanya menyatakan, Mbah Hasyim raut wajahnya klimis, tidak berjenggot. "Lalu, saya kembali bertanya kepada ayah saya, Ahmad Riyadi (anak salah satu pengawal Mbah Hasyim)," ujarnya.
Menurut dia, beliau menjawab, memang benar Mbah Hasyim itu penampilannya selalu klimis, wangi, rapi dengan jas kerah shanghai warna abu-abu pekat. "Jadi, lukisan itu sudah benar. Mbah Hasyim itu klimis tak berjenggot, jadi tak usah dijadikan polemik lagi," kata Masyamsul.