Jumat 23 Oct 2015 01:45 WIB

Ada Bencana Asap, Menkopolhukam Minta Jokowi tak Batalkan Kunjungan ke AS

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Nur Aini
Menko Polhukam Luhut Panjaitan.
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Menko Polhukam Luhut Panjaitan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menkopolhukam Luhut Binsar Panjaitan membatalkan perjalanannya ke AS untuk mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Amerika Serikat, mulai 25 Oktober sampai 29 Oktober 2015, didampingi oleh beberapa menteri Kabinet Kerja. Pembatalan tersebut terkait dengan bencana kabut asap yang kian parah, sehingga membutuhkan penanganan yang serius. Namun, ia meminta Jokowi untuk tetap berkunjung ke AS.

Luhut mengaku telah menerima perintah dari presiden untuk menggunakan semua sumber daya yang dimiliki untuk bisa mengatasi atau meminimalkan dampak dari kebakaran hutan ini. Presiden meminta Luhut bersama dengan semua jajaran untuk membantu anak bangsa di manapun mereka berada, termasuk yang berada di Merauke. Presiden juga akan mengeluarkan Instruksi Presiden untuk memberikan payung hukum dalam melakukan kegiatan tadi.

"Pagi ini, Kamis 22 Oktober, saya ijin kepada Bapak Presiden membatalkan perjalanan saya ke Amerika. Bapak Presiden sempat akan membatalkan namun saya katakan bahwa saya akan tangani masalah asap ini bersama-sama dengan kementerian lainnya,'' kata Luhut dalam akun resmi facebooknya, Kamis (22/10). 

Pernyataan itu dikeluarkan setelah rapat Kamis (22/10) pagi di kantor Kemenkopolhukam dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi M Nasir, dan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, serta para pihak terkait lainnya. Ia mengatakan langkah-langkah yang akan diambil yaitu fokus pada dua masalah, yakni penanganan api dan penanganan masalah kemanusiaan. Keduanya sudah berjalan namun akan dilakukan lebih masif lagi.

''Saya perintahkan sesuai arahan presiden agar Mendikbud dan Menristekdikti pendidikan harus dihentikan ketika angka sudah di luar batas toleransi, dan penyesuaian akan dilakukan nantinya. Menristekdikti akan meminta Fakultas-Fakultas Kedokteran untuk ikut menangani masalah kesehatan, dan mengirimkan ahli-ahli untuk mendukung operasional alat pemurnian udara,'' ujar dia.

Selain itu, lanjut dia, ia menginstruksikan kepada Mensos untuk membuat langkah-langkah yang akan dilakukan, terkait buffer stock, dana PSKS, BSK, serta perlengkapan seperti tenda evakuasi dan alat penyaring udara. Menteri Kesehatan juga sudah diinstruksikan untuk mengevakuasi anak-anak atau bayi-bayi ke tempat yang aman, bila sudah diperlukan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement