Kamis 22 Oct 2015 21:48 WIB

Seorang Bayi Meninggal Diduga Akibat Terpapar Kabut Asap

Kabut asap (ilustrasi)
Kabut asap (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LUBUK SIKAPING -- Seorang bayi berusia tiga bulan, Salsabila Nadifa, meninggal dunia diduga akibat terpapar kabut asap. Bayi itu sempat mendapatkan perawatan selama sepuluh menit di RSUD Lubuk Sikaping, Pasaman, Sumatera Barat, pada Kamis (22/10), namun naas nyawa Salsabila tidak bisa tertolong.

Seorang dokter di RSUD Lubuk Sikaping Khairunnisa menyatakan belum bisa memastikan penyebab kematian bayi asal Utanauli, Nagari Tarung-Tarung, Kecamatan Rao itu. Namun, dari gejala yang tampak ada indikasi korban meninggal akibat terpapar asap.

Ia mengatakan kondisi bayi sudah kritis ketika tiba di RSUD. Pihaknya sempat menangani sekitar 10 menit, sebelum akhirnya bayi itu meninggal dunia sekitar pukul 16.000 WIB. "Begitu tiba di RSUD, badan si anak membiru, mengindikasikan ada gejala paru-paru dan badan lemas, denyut jantung 40 per menit," kata Khairunnisa.

Salsabila Nadifa merupakan anak pertama pasangan Asmarani (23) dan Gusrizal (29). Orang tua korban mengaku pada pagi sebelum anaknya meninggal, Ia sempat bawa korban bermain keluar rumah, di saat kabut asap begitu pekat. Setelah itu, kata Asmarini, anaknya mulai mengalami gejala aneh dan kesulitan bernafas. Melihat kondisi anaknya, Asmarani dan suaminya langsung melarikan anaknya ke Puskesmas terdekat.

"Setelah dibawa ke Puskesmas sekitar pukul 15.00 WIB, mereka menyarankan Salsabila dirujuk ke RSUD Lubuksikaping," jelas Asmarani.

Ia menambahkan, dari keterangan dokter yang menangani, anaknya mengalami penyempitan saluran pernapasan, namun tidak dijelaskan secara rinci penyebabnya. "Anak saya sejak lahir normal, dia sehat tak pernah sakit," katanya.

Sementara itu, Zuraidah (63), nenek korban menduga cucunya tewas akibat terpapar asap, setelah sang ibu membawa cucunya itu bermain di luar rumah di pagi hari. Jenazah Salsabila diantar dengan ambulans ke rumah duka di Rao sekitar pukul 18.30 WIB, setelah sebelumnya dilakukan observasi terhadap bayi tersebut.

Berdasarkan data BPBD, kualitas udara Kabupaten Pasaman masuk pada level berbahaya. Sementara Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan tingkat pencemaran udara di daerah itu mencapai 465 mikrogram/meter persegi berdasarkan pengujian kualitas udara di daerah Kototabang. Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) kategori sehat seharusnya dengan Partikulat (PM10) antara 1 sampai 50 mikrogram/m3.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement