Jumat 23 Oct 2015 05:13 WIB

Pekat Parah, Asap di Pekanbaru Berwarna Kuning

Red: Nur Aini
Kabut asap di kota Pekanbaru
Kabut asap di kota Pekanbaru

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU --  Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru menyatakan, fenomena asap seperti berwarna kuning dalam dua hari terakhir menimpa Kota Pekanbaru akibat kebakaran lahan dan hutan (karlahut) di Riau.

"Asap warna kuning bisa jadi karena sumber asapnya tidak jauh dari daerah tersebut. Jadi, asapnya masih sangat benar-benar pekat," papar Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Pekanbaru, Slamet Riyadi di Pekanbaru, Kamis (22/10).

Ia berujar, berberapa hari terakhir di Provinsi Riau terjadi lonjakan titik panas seperti di Kabupaten Pelalawan dan Kabupaten Indragiri Hulu, meski sebagian besar karlahut di Sumatera masih terkonsentrasi di Sumatera Selatan.

Pada Kamis (22/10), BMKG merilis 31 titik panas tersebar pada empat kabupaten di Riau diantaranya seperti Indragiri Hulu 15 titik dan Pelawawan 12 titik. Sementara dari 656 titik panas di Sumatera, 572 titik masih terpusat di Sumatera Selatan. Sehari sebelumnya, tidak terdeteksi titik panas di Pelalawan, sementara di Indragiri Hulu terpantau tujuh titik, Kepulauan Meranti terpantau satu titik, dan Indragiri Hilir tiga titik. Sementara di Sumatera 633 titik panas dan 462 titik di antaranya di Sumatera Selatan.

"Jadi kemungkinan asap lebih pekat, sehingga berwarna kuning. Kan kemarin beberapa wilayah di Riau sempat terbakar beberapa daerah. Belum lagi yang dari luar bersifat tambahan," katanya.

Slamet menampik jika asap berwarna kuning berasal dari provinsi tetangga seperti Jambi atau Sumatera Selatan. "Kalau asap dari Jambi atau Sumsel tidak mungkin kuning karena jaraknya cukup jauh dari Kota Pekanbaru," ucap dia.

Komandan Satuan Tugas Darurat Pencemaran Udara Riau, Brigjen TNI Nurendi menyatakan kualitas udara di Provinsi Riau selama tiga hari terakhir dalam tingkat berbahaya akibat tercemar asap kebakaran lahan dan hutan.

"Saya sangat prihatin karena tiga hari terakhir udara sudah dalam kategori berbahaya, kalau dari warna indikator sudah hitam semua, " kata Brigjen TNI Nurendi.

Berdasarkan data Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) pada enam wilayah di Riau menunjukkan semua dalam tingkat berbahaya. Rata-rata ISPU di Riau sudah melebihi 500 dengan kandungan konsentrasi polutan hampir capai 1.000 PM10 (particulate matter).

"Dibandingkan tahun lalu, kondisi sekarang telah terjadi peningkatan yang drastis," katanya.

Total warga sakit akibat dampak asap sudah mencapai 80.263 orang sejak September 2015. Paling banyak warga menderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) mencapai 67.300 orang, diikuti penderita asma 3.130 orang, iritasi mata 3.754 orang dan pneumonia 1.100 orang.

 

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement