REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKA RAYA - Sejumlah pedagang pasar besar Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah merugi dan sepi pengunjung akibat kabut asap kebakaran lahan yang hingga kini terus terjadi.
Pedagang telur, Hj Jubaidah, di Palangka Raya, Rabu (21/10), mengatakan semenjak kabut asap tebal menerpa daerah itu, keuntungan dalam penjualannya drastis menurun.
"Satu hari keuntungan menjual telur mampu mencapai Rp 2 juta - Rp 2,5 juta per hari. Namun, semenjak kabut asap tebal hapir sepekan ini penjualan telur drastis turun menjadi Rp1 juta per hari bahkan kurang," katanya.
Ia mengatakan, akibat kabut asap tebal ini sudah sangat merugikan para pedagang yang ada di Kota Cantik Palangka Raya. Pihaknya berharap, bencana kabut asap yang masih terjadi di beberapa wilayah Kalimantan Tengah bisa segera berakhir, sehingga roda perekonomian bisa berjalan lancar seperti biasa.
Pedagang lainnya, Janah mengungkapkan hal senada bahwa semenjak kabut asap terjadi di beberapa wilayah khususnya di Palangka Raya sudah sangat merugikan pihaknya. "Tidak seperti biasanya, kalau hari biasa pasar besar Palangka Raya padat dikunjungi pembeli, namun setelah kabut asap pekat terjadi, animo pembeli menurun drastis tajam sehingga memberikan efek negatif bagi para pedagang," ucap perempuan asal Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan itu.
Ia menambahkan, keuntungan dalam menjual beberapa jenis sayur-sayuran hingga bawang dan lombok dirasa sudah cukup menopang hidup dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
Janah menambahkan, dengan adanya kabut asap yang masih melanda Kota Palangka Raya itu, sudah membuat dirinya pasrah dan bingung harus berbuat apalagi.
Pihaknya berharap baik pemerintah Provinsi maupun Pusat bisa segera bertindak cepat mengatasi kabut asap yang dinilai sudah merugikan kesehatan dan melumpuhkan roda perekonomian Kalteng.