Rabu 21 Oct 2015 11:04 WIB

Cabup Semarang Tebar Janji Kampanye Lindungi Pasar Tradisional

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Nur Aini
Kota Semarang
Foto: wikipedia.org
Kota Semarang

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN — Sambagi para pedagang di sejumlah pasar tradisional, pasangan calon bupati dan wakil bupati Semarang, Mundjirin-Ngesti Nugraha (Mukti) janji lindungi pedagang dari ‘serbuan’ toko moderen.

Hal itu terungkap dalam kampanye pasangan Mukti yang dilaksanakan di Pasar Bandarjo, Ungaran, Kabupaten Semarang, Rabu (21/10).

Kepada para pedagang, calon bupati Mundjirin menegaskan pasar tradisional harus dipertahankan. Karena, keberadaannyayang masih sangat dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat.

Persoalan melindungi pasar tradisional tidak hanya disampaikan pada kesempatan kali ini saja. Namun juga pada kesempatan bertemu dengan para pedagang pasar tradisional selama masa kampanye pemilihan bupati semarang ini.  

Karena pasar tradisional yang sekarang tidak kalah dengan pasar atau toko moderen yang sekarang juga menjamur di tengah- tengah masyarakat. “Buahnya dan sayurannya juga segar- segar, dagangannya juga bagus- bagus,” ujarnya di hadapan para pedagang.

Sekarang ini, pasar tradisional yang ada di Kabupaten Semarang telah dibangun menjadi pasar tradisional yang lebih representatif. Sehingga pasar tradisional yang sekarang lebih tertata, bersih dan lebih nyaman bagi masyarakat yang melakukan aktivitas di pasar.

Itulah alasan mengapa pasar tradisional ini harus tetap dipertahankan dan diberdayakan bagi perekonomian warga Kabupaten Semarang. “Nek pasare resik rejekine yo mesti gasik (kalau pasarnya bersih rejekinya juga cepat datang),” ungkapnya.

Sementara itu, calon wakil bupati Semarang, Ngesti Nugraha menambahkan, upaya untuk melindungi pasar tradisional tak sekadar dilakukan dengan melestarikan dan mempertahankan keberadaan pasar tradisional

Namun juga melindungi para pedagangnya dengan membatasi masuknya pasar dan toko moderen di Kabupaten Semarang. Karena itu dalam program pembangunan Kabupaten Semarang ke depan ‘Mukti’ akan propedagang pasar tradisional.

Pembangunan ekonomi Kabupaten Semarang secara umum, akan membuka pintu bagi masuknya investor yang akan berinvestasi di daerahnya. Namun tidak untuk investor pasar yang pada akhirnya justru akan membebani para pedagang.

“Kami tidak akan pernah sepakat jika investor datang untuk membangun pasarnya, namun pada akhirnya malah sangat memberatkan para pedagang kecil,” ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement