Selasa 20 Oct 2015 23:52 WIB

DRN: Alat Pengukur Kadar Air Gambut Diproduksi

Rep: C05/ Red: Yudha Manggala P Putra
Lahan gambut, ilustrasi
Lahan gambut, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Riset Nasional (DRN) Bambang Setiadi menyatakan kadar air dalam gambut perlu dimonitor setiap saat. Ini dalam rangka mencegah kebakaran di lahan gambut. Dimana ujungnya akan menimbulkan bencana asap.

"Hakikatnya lahan gambut itu berfungsi menyerap air. Namun ketika kadar air dalam gambut stoknya kurang, inilah yang gampang menimbulkan kebakaran," ujarnya di Jakarta, Selasa (20/10).

Bambang yang juga merupakan ahli gambut menjelaskan pihaknya sudah bekerjasama dengan lembaga Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Dimana akan memasang alat pemantau kadar air dalam gambut. Namanya alatnya adalah Sesame. "Sekarang sudah masuk proses produksi. Dijadwalkan Februari tahun depan akan selesai," jelasnya.

Dia menyatakan alat yang diproduksi sebanyak 59 unit. Dimana tujuh unit ditempatkan di berbagai daerah yang terkena bencana asap. Sisanya ditaruh di Waduk Jatiluhur untuk memantau pergerakan air di sana.

Lebih lanjut, ungkapnya, Alat Sesame akan terkoneksi dengan pusat data di Serpong. Sehingga setiap waktu pihaknya dapat memantau kadar air lahan gambut.

"Misal nantinya di titik tertentu ada lahan gambut yang kurang air, maka pemerintah bisa bergerak cepat. Yakni dengan mengairi lahan yang ada dengan hujan buatan maupun water bombing," jelasnya.

Bambang menuturkan alat Sesame ini sudah ditemukan sejak tahun 2007 silam. Yakni hasil riset antara Indonesia dengan Universitas Hokkaido Jepang. Namun baru di tahun 2015 alatnya bisa dibawa ke Indonesia. Sebab berpapasan dengan momentum terjadinya kebakaran hutan.

Alat Sesame, kata dia, menghabiskan dana sebesar Rp 10 Miliar. Dimana dana totalnya merupakan bantuan dari Jepang sepenuhnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement