Selasa 20 Oct 2015 16:25 WIB

Regulasi dan Kebijakan Diperlukan Guna Menuju Smart City

Smart City, (Ilustrasi)
Smart City, (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  -- Pemerintah diminta segera mengeluarkan kebijakan dan regulasi terkait dengan pembangunan Kota Cerdas alias Smart City agar adopsinya kian cepat. Kehadiran regulasi dinilai sangat mendesak guna menopang pembangunan Smart City.

“Keselarasan kebijakan dan regulasi pemerintah pusat dan daerah menjadi perhatian utama untuk mendorong Smart City. Kehadiran regulasi sangat mendesak karena sekarang banyak kota atau desa ingin mengadopsi platform Smart City, ini butuh rambu-rambu yang jelas,” kata Ketua Panitia Konferensi Smart Indonesia Initiatives Forum yang dihelat pada 15-16 Oktober lalu di ITB, Bandung, Suhono Harso Supangkat dalam keterangan resminya di Jakarta, Selasa (20/10).

Diungkapkannya, selain meminta adanya regulasi, konferensi tersebut juga menghasilkan rekomendasi pengembangan smart people untuk Indonesia Cerdas akan menjadi bagian rencana aksi yang telah dilakukan komunitas Generasi K atau C-generation. “Kita akan konsisten di garis perjuangan membangun bangsa,” kata Suhono menambahkan.

Suhono mengatakan isu pembangunan manusia cerdas juga menjadi perhatian Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani kala memberikan pidato di konferensi itu. Menurut Suhono, Menko Puan sangat memberikan perhatian terhadap stereotype anak bangsa, yang terpublikasi pada nationalstereotpye.com. 

"Dalam laman tersebut terpublikasikan bahwa orang Indonesia lebih memikirkan keperluan jangka pendek, kurang memikirkan jangka panjang, pemalas, inferior lamban dan lainnya. Walau masih ada hal positif lainnya, seperti ramah, rendah hati, dan religius,” kata Suhono.

Menko Puan mendukung gerakan “Smart People” untuk Kota dan Desa Cerdas Indonesia. Gerakan Gaul tidak mesti amburadul yang dijalankan oleh C-Generation perlu dikembangkan untuk membangun kebudayaan cerdas di Indonesia,” katanya.

Lebih lanjut, Suhono mengatakan pada konferensi bergengsi itu juga hadir Menteri Pariwisata Arief Yahya yang menyampaikan program Pariwisata Cerdas atau Smart Tourim. “Pak AY minta ITB  membantu menerapkan Teknologi untuk pengembangan pariwisata cerdas ini,” katanya.

Di konferensi tersebut juga hadir Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli  yang mengangkat isu inovasi sangat penting. “Inovasi beda dengan globalisasi, lakukan inovasi sekarang atau tidak sama sekali. Rizal Ramli juga kritik tentang kemrosotan rangking perguruan tinggi di Indonesia,” ulas pria yang akrab disapa SHS itu.

Sekadar informasi, Konferensi e-Indonesia Initiatives Forum ke XI dan Prakarsa Indonesia Cerdas  dihadiri lebih dari 650 peserta dibuka oleh Menristekdikti mewakili Presiden Republik Indonesia. Selanjutnya kegiatan Prakarsa Indonesia cerdas masih berlangsung hingga Desember  2015 untuk penilaian kompetisi pembuatan platform game, aplikasi, dan video terkait Smart City. ‎

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement