Ahad 18 Oct 2015 19:00 WIB

Permintaan Beras Menurun

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Friska Yolanda
Pekerja memikul karung beras di Pasar Induk Cipinang, Jakarta, Kamis (15/10).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pekerja memikul karung beras di Pasar Induk Cipinang, Jakarta, Kamis (15/10).

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Permintaan beras dari pasaran di Jakarta maupun pasar tradisional di Cirebon, menurun. Hal itu menyusul tingginya harga beras.

Pemilik pabrik penggilingan beras di Kecamatan Dukuhpuntang, Kabupaten Cirebon, Eman, menyebutkan, dalam kondisi normal, dia biasa mengirimkan pasokan beras ke Jakarta hingga 70 ton per bulan. Namun saat ini, pengiriman beras ke Jakarta menurun menjadi 30 ton per bulan.

"Turunnya sejak setelah lebaran lalu," keluh Eman, akhir pekan kemarin.

Tak hanya ke Jakarta, lanjut Eman, permintaan beras untuk pasaran di Cirebon juga menurun. Biasanya, dia mengirim beras ke Pasar Pagi Kota Cirebon sebanyak dua ton per pekan. Namun saat ini, pengiriman beras dua ton itu untuk kurun waktu tiga pekan.

Eman menambahkan, akibat permintaan beras yang terus menurun, maka jumlah karyawan yang bekerja di pabrik penggilingan beras miliknya terpaksa dikurangi. Biasanya, dia mempekerjakan 12 karyawan setiap harinya. Namun saat ini, hanya tersisa tiga orang.

Seorang pedagang beras di Pasar Pagi, Kota Cirebon, Nur, menyebutkan, sejak harga beras naik, permintaan beras dari pelanggannya memang menurun. Dalam sehari, berasnya yang terjual bisa mencapai 10-15 ton per hari. Namun saat ini, beras yang terjual hanya sekitar lima ton per hari.

"Karena itu saya tidak berani memesan beras dalam jumlah banyak kepada pemilik pabrik penggilingan beras," kata Nur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement