Ahad 18 Oct 2015 07:24 WIB

Menteri Pariwisata Optimistis Raih Target 20 Juta Wisman pada 2019

Red: M Akbar
Menteri Pariwisata Arief Yahya saat memberikan sambutan upacara 17 Agustus di Gedung Sapta Pesona, Jakarta
Foto: Dok: Puskompublik Kemenpar
Menteri Pariwisata Arief Yahya saat memberikan sambutan upacara 17 Agustus di Gedung Sapta Pesona, Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata Arief Yahya optimistis akan bisa meraih target yang diberikan oleh Presiden Joko Widodo untuk memboyong 20 juta wisatawan mancanegara berkunjung ke Indonesia pada 2019. Ia berasalan target itu bisa diraih karena adanya kebijakan Bebas Visa Kunjungan (BVK) yang sudah diberlakukan ke sejumlah daerah destinasi Indonesia.

''Kebijakan Presiden Jokowi itu menjadi salah satu yang membuat kami optimistis mengejar target 20 juta wisman di tahun 2019. Tanda-tanda itu sudah terasa. Bintan yang berpuluh-puluh tahun menjadi kawasan pariwisata yang eksklusif, saat dibuka BVK, langsung menanjak hebat, bahkan mengalahkan capaian Batam pada September 2015,'' kata Menteri Arief dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Ahad (18/10).

Arief mengungkap pelabuhan Bandar Bintan Telani pada September 2015 telah meraih kunjungan wisman hingga 48,68 persen. Pencapaian itu telah berhasil mengalahkan gabungan antara Batam Center 25,57 persen, Sekupang 10,87 persen, dan Nongsa 7,6 persen. Lebih membanggakan lagi, kata dia, wisman nomor satu itu ternyata berasal dari Cina 30,9 persen, Korea 20,9 persen, Jepang (13.37 persen), Inggris 10,4 persen dan Amerika Serikat 6,16 persen.

''Cara membacanya adalah makin banyak ekspatriat dan wisatawan yang ada di Singapura mampir ke Batam-Bintan karena jarak dekat dan harga yang jauh lebih murah. Great Batam paling cepat reaksinya terhadap kebijakan bebas via tertentu,'' ujarnya.

Optimisme lainnya dari Arief untuk meraih target itu adalah kebijakan membuka akses Clearance and Approval for Indonesian Territory (CAIT) untuk yacht dan CABOTAGE untuk cruise (kapal pesiar). Bagi yachter, ia meyakini, tidak perlu lagi repot sebagaimana sebelumnya diperlakukan seperti impor barang barang mewah, dengan bilangan pajak impor yang tidak kecil. Begitu pun Cabotage bagi kapal-kapal pesiar. Ia mengatakan tidak harus kapal yang berbendera Indonesia yang boleh menurunkan dan menaikkan penumpang di pelabuhan di Indonesia.

''Kapal asing juga boleh. Dengan begitu, tour operator asing mulai bisa menjual paket wisata bahari di Indonesia. Tentu, ini pengaruhnya tidak langsung sekarang, tetapi ke depan memberi peluang yang besar bagi hadirnya wisman dengan cruise,'' jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement