REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Ratusan hektare tanaman jagung di Kabupaten Bone Bolango mengalami gagal panen (puso), akibat musim kemarau panjang melanda daerah ini sekitar empat bulan lebih.
Sekretaris Daerah (Sekda) Bone Bolango Ishak Ntoma, sabtu mngatakan, dari 1.400 lebih hektare tanaman jagung di daerah itu, sekitar 500 hektare lebih sudah gagal panen dan merugikan pihak petani.
Kemudian masih ada sekitar 700 hektare lebih mengalami ancaman kekeringan dan terancam gagal panen, karena belum ada curah hujan di daerah itu.
Dari 500 hektare lebih tanaman jagung yang mengalami puso tersebut, kurang lebih 365 hektare tanaman itu berada di Kecamatan Bulango Ulu.
Kemarau panjang yang diprediksi akan terus berlangsung hingga bulan November 2015 ini, tentunya berpotensi meningkatkan resiko gagal panen semakin luas, serta seluruh lahan pertanian produktif di daerah ini terancam mengalami kekeringan.
"Jika sampai akhir bulan Oktober 2015 ini tidak turun hujan, maka sudah dipastikan lahan produktif, khususnya lahan untuk tanaman jagung terancam kekeringan dan resikonya lahan pertanian gagal panen semakin meluas," tambah Ishak yang juga mantan Kepala Dinas Pertanian Bone Bolango ini.
Untuk mengatasi dampak tersebut, Ishak meminta kepada instansi terkait untuk segera membuat surat kepada Pemerintah Provinsi Gorontalo maupun pemerintah pusat untuk meminta kompensasi penggantian kerugian petani akibatkekeringan itu, terutama untuk tanaman jagung.
Tidak hanya itu, tanaman lainnya juga seperti cabai, sayur mayur dalam hal ini tanaman holtikultura agar dibuatkan laporan untuk dikirim ke Gubernur Gorontalo.
Menurutnya, laporan kerugian ini bisa memberikan kompensasi penggantian yang dialami para petani akibat musim kemarau atau kekeringan panjang ini.