REPUBLIKA.CO.ID,PURWOKERTO -- Program Bela Negara yang diwacanakan oleh Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, langsung dilaksanakan Pemerintah Provinsi Jateng.
Hal ini ditandai dengan diutusnya lima orang perwakilan organisasi kemasyarakat di Kabupaten Banyuma untuk mengikuti program Bela Negara di Rindam IC Diponegoro.
Kelima orang yang diberangkatkan mengikuti program tersebut, antara lain utusan dari ormas Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan dan TNI Polri (FKPPI), Laskar Merah Putih, Pemuda Pancasila dan Banser. Kelima orang tersebut akan berangkat ke Magelang, Ahad (18/10).
''Mereka akan mengikuti diklat selama sebulan atay sekitar 30 hari,'' jelas Komandan Kodim 0701/Banyumas, Letkol Inf Erwin Ekagita Yuana, Jumat (16/10). Sebelum diberangkatkan, kelima orang tersebut mendapatkan pembekalan dari pihak Kodim.
Dandim menjelaskan, program bela negara yang dilaksankan ini, berbeda dengan kebijakan wajib militer. Pendidikan bela negara lebih banyak pada pendalaman materi empat pilar kebangsaan, untuk membangun rasa nasionalisme. Sedangkan kegiatan fisiknya, lebih ditekankan pada latihan baris-berbaris untuk membentuk rasa disiplin.
''Jadi tujuan dari pendidikan ini adalah untuk meningkatkan rasa nasionalisme dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, serta meningkatkan kualitas masyarakat agar lebih disiplin,'' katanya.
Menurutnya, setelah selesai menjalani pendidikan bela negara, kelima orang ini nantinya akan menjadi kader bela negara yang siap melatih peserta lain di Banyumas.
Soal pelaksanaan program tersebut, Dandim menyebutkan, program tersebut merupakan merupakan program yang dilaksanakan Pemprov Jateng. ''TNI, dalam hal ini Rindam IV Magelang, hanya menjadi pelaksana untuk memberikan tempat dan pelatihan saja,'' katanya.
Kepala Kesbalinmaspol Banyumas, Setia Mahendra, mengakui pihaknya telah menunjuk lima perwakilan dari ormas yang ada di Kabupaten Banyumas untuk mengikuti program tersebut.
''Pelatihan itu tidak hanya diikuti oleh perwakilan dari Banyumas saja. Tapi, juga dari seluruh kabupaten di Provinsi Jawa Tengah,'' jelasnya.
Soal anggaran, Setia menyebutkan, karena yang menyelenggarakan adalah Pemprov Jateng, maka beban anggaran ada pada Pemprov Jateng.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari utusan yang mengikuti program tersebut, mereka memang dijanjikan akan mendapatkan uang saku dan transport selama mengikuti pelatihan. Namun berapa besarnya, mereka mengaku tidak mengetahui.
''Berapa besarnya uang saku, saya tidak tahu dapatnya berapa. Tapi informasinya memang ada,'' jelas seorang peserta yang minta tidak disebutkan namanya.
Selain itu, mereka juga menyatakan dijanjikan akan mendapat pakaian PDL dan sepatu selama mengikuti program tersebut. Selama tinggal di asrama di Rindam IV Magelang, mereka juga akan mendapat makan dan lauk pauk yang disediakan pihak penyelenggara.