Jumat 16 Oct 2015 12:35 WIB

Kader Terjerat Korupsi, Jargon Restorasi Nasdem Jadi Ironi

Rep: Amri Amrullah/ Red: Indira Rezkisari
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh.
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Partai NasDem menjadi sorotan setelah dua elite partainya ditersangkakan KPK terkait kasus penerimaan suap yang juga melibatkan mantan  Ketua Mahkamah Partai NasDem OC Kaligis dan mantan Sekjen Partai NasDem, Patrice Rio Capella.

Pengamat politik Siti Zuhro menilai masuknya partai yang mengusung Jargon Restorasi Indonesia ini menunjukkan bahwa Jargon 'Restorasi Indonesia' menjadi ironi di masyarakat. "Akhirnya jargon tersebut malah menjadi buruk di mata masyarakat dan bahkan menjadi stigma politik yang negatif," ujar Siti Zuhro, ketika dihubungi Repulika.co.id, Jumat (16/10).

Menurut dia, tidak bisa dipungkiri memang jargon partai politik memang hanya sebagai pemanis bibir, yang dimunculkan untuk menarik konstituen. "Hanya gincu politik," tambahnya.

Bagi NasDem, jargon restorasi ini seharunya justru perlu merestorasi kadernya agar tidak Korupsi. "Bagimana mau mengajak merestorasi bangsa, kalau dirinya sendiri belum selesai merestorasi agar hilang mental korupnya," katanya.

Jadi sangat menyedihkan ketika jargon yang dianggap luar biasa tersebut, bahkan dahulu sempat menjadi harapan besar untuk meretorasi atau memperbaiki Indonesia. Tapi kenyataannya justru berujung ironi, ketika orang nomor dua di partai ini malah ditersangkakan menerima suap.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement