Kamis 15 Oct 2015 23:26 WIB

Pengamat: Eco-Tourism Bisa Jadi Primadona Penggerak Ekonomi

Visit Indonesia
Foto: tmc-world
Visit Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  – Pengamat Ekonomi Lingkungan Universitas Padjadjaran, Martha Fani Cahyandito mengusulkan agar pemerintah menjadikan eco-tourism sebagai primadona penggerak perekonomian.

Langkah itu dinilai sangat tepat di tengah melambatnya perekonomian global yang memberi dampak signifikan kepada ekonomi Indonesia.

Menurut Fani, melalui eco-tourism perekonomian digerakkan, sekaligus  menjaga kelestarian kekayaan alam.

Fani yang mendapatkan doktor ekonomi lingkungan dari University of Freiburg, Jerman, itu sepakat dengan pernyataan Presiden Joko Widodo untuk membuka akses dan menggenjot sektor pariwisata.

“Di tengah lesunya perekonomian, pariwisata menunjukkan kekuatan dan potensi sebagai leading sector,”  ujar Fani dalam keterangannya, Kamis (15/10) malam.

Persoalannya, lanjut dia dia, mampukah  pemerintah bersama masyarakat mengamankan ekses-ekses negatif dari infrastruktur yang awalnya diniatkan untuk menggenjot pariwisata tersebut?

“Mampukah pula kita memastikan bahwa peningkatan perekonomian karena pariwisata itu bisa memacu pemerataan kesejahteraan masyarakat daerah dan bukan investor asing?” cetus Fani. 

Karena itulah, menurut dia, pariwisata yang semestinya dipilih adalah pariwisata lingkungan atau eco-tourism. Hanya dengan eco-tourism maka di satu sisi ekonomi bisa digenjot sementara lingkungan hidup pun terjaga.

Sebelumnya, Presiden Jokowi mengatakan, di tengah melambatnya ekonomi global termasuk di dalamnya ekonomi Indonesia, sektor pariwisata adalah sektor yang paling cepat bisa dipakai untuk menggerakkan ekonomi.

Pernyataan itu diungkapkan Presiden saat memberikan pengantar pada rapat terbatas soal penajaman program pembangunan kepariwisataan dan percepatan pembangunan infrastruktur, di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Kamis (15/10) siang.

Menurut Jokowi,  di tengah lesunya perekonomian saat ini, data menunjukkan kunjungan wisatawan pada Agustus lalu mencapai 850 ribu wisatawan. Angka itu naik 2,87 persen, dibandingkan Agustus 2014.

Yang lebih menggembirakan, kenaikan itu terjadi di saat negara-negara Asia Tenggara lainnya justru mengalami penurunan. “Hampir di setiap negara di Asia Tenggara menurun, tapi kita Alhamdulilah naik,” kata Jokowi. 

Ia meminta hal itu dijadikan momentum untuk memperkuat dan memperbanyak lagi kunjungan wisatawan ke Indonesia.

Jokowi juga menilai promosi pariwata Indonesia yang saat ini dilakukan Kementerian Pariwisata sudah sangat bagus.   

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement