Kamis 15 Oct 2015 17:16 WIB

Pengamanan Rumah Ibadah Diperketat di Aceh Barat

Rep: Antara/ Red: Andi Nur Aminah
 Personel polisi berjaga di lokasi gereja Singkil, Aceh, Rabu (14/10).
Foto: EPA/Hotli SImanjuntak
Personel polisi berjaga di lokasi gereja Singkil, Aceh, Rabu (14/10).

REPUBLIKA.CO.ID, MEULABOH -- Sedikitnya 34 anggota kepolisian dibantu TNI dikerahkan membantu pengamanan rumah ibadah (gereja) di seputar Meulaboh Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Nangroe Aceh Darussalam. Kapolres Aceh Barat AKBP Teguh Priyambodo Nugroho di Meulaboh, Kamis (15/10) mengatakan pengamanan rumah ibadah merupakan salah satu tanggung jawab pihak kepolisian untuk memberi rasa aman dan pelayanan kepada masyarakat.

"Pengamanan rumah-rumah ibadah memang sudah tanggung jawab kepolisian. Kita memberi rasa aman dan pelayanan kepada masyarakat, baik itu di gereja maupun di Masjid," katanya.

Kapolres menjelaskan, pascainsiden pembakaran gereja yang berujung pada terjadinya bentrokan fisik antarwarga di Kabupaten Aceh Singkil pada Selasa (13/10), belum berimbas ke daerah lain seperti di Meulaboh. Dia menjelaskan, di seputar Kota Meulaboh, Kecamatan Johan Pahlawan ada empat unit gereja yang dalam pemantauan serta pengamanan pihak kepolisian dibantu TNI. Hal ini untuk memberikan rasa keamanan dan kenyamanan kepada masyarakat.

Selain melakukan pengamanan, gabungan TNI-Polri tersebut juga melakukan patroli secara bergantian. Karena itu secara umum dipastikan kondisi kamtibmas di Meulaboh terkendali dan tidak ada permasalahan antar umat beragama.

"Kita mengerahkan 34 personel didukung oleh Kodim 10 personel, selain mengamankan rumah ibadah mereka juga patroli keliling. Di Meulaboh secara umum kondisi kamtibas terkendali, kita berharap sesama umat manusia saling menghargai dan toleransi umat beragama," tegasnya.

Sementara itu Pendeta Gereja Methodist Indonesia-Meulaboh Pdt Megi Bangun mengatakan, sampai saat ini pihaknya tidak merasakan ada gangguan apapun dan masyarakat kawasan itu memberi rasa aman. "Di Meulaboh kerukunan beragama sangat bagus. Saling menghormati, menghargai, kemudian juga pihak aparat keamanan TNI, polisi, juga bagus. Begitu ada situasi kurang stabil langsung memberitahukan, jangan takut, aman semua terkendali," katanya.

Pdt Egi mengharapkan, seluruh umat gereja jangan mudah terprovokasi dan jangan mudah berpikiran negatif. Dia mengajak untuk saling menghargai dan mengikuti aturan yang ada. Demikian juga kepada masyarakat umum, dia mengimbai jangan terprovokasi karena pemerintah sampai hari ini tetap perhatian kepada semua pemeluk agama dalam beribadah. "Karenanya jangan gampang panas dan berpikiran negatif," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement