Rabu 14 Oct 2015 15:21 WIB

Ide Kreatif Enny di Antara Tumpukan Sampah

Rep: Yulianingsih/ Red: Ilham
Sampah plastik
Foto: abc news
Sampah plastik

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Enny Septiawati adalah tipikal ibu rumah tangga yang tidak mau berpangku tangan saja. Banyak hal dilakukannya untuk menambah pendapatan keluarga, dari jual kerupuk hingga ikut mengelola bank sampah di lingkungannya RT 44 RW 11 Kelurahan Kepuh, Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta.

"Saya sempat jadi bendahara di pengelolaan bank sampah," katanya.

Namun harga sampah plastik yang semakin merosot sejak awal 2015 membuat ibu dua anak ini berfikir keras untuk menaikkan nilai jual sampah. Menurutnya, sampah botol air minum kemasan seberat 1 kilogram saat ini hanya dihargai Rp 1.500. Padahal sebelumnya bisa sampai sampai Rp 4.000. "Satu kilogram botol bekas itu bisa satu karung, kasian ibu-ibu yang ngumpulin tidak sebanding dengan harganya," katanya.

Dari keprihatinan itu, Enny kemudian melakukan ujicoba dengan memotong-motong botol bekas tersebut menjadi beberapa hiasan. Dari beberapa kali percobaan akhirnya dia bisa membuat bros dari botol bekas, tirai, dan juga bunga. Dia menghias potongan botol bekas dengan gliter dan asesoris lainnya.

Hasilnya, botol bekas air mineral tersebut saat ini bernilai ekonomi tinggi. Satu bros dari botol bekas karya Enny ini dijual antara Rp 2.500 hingga Rp 7.500. Padahal satu botol bekas air mineral ukuran satu liter bisa diubah menjadi empat hingga lima bros. "Kalau satu karung botol bekkas hanya Rp 2.500 padahal isinya 20 botol. Kalau dibuat bros ini bisa berkali-kali liat hasilnya," katanya.

Saat ini, Enny mulai kuwalahan karena banyaknya orderan bros dari botol bekas ini. Karenanya, dia tidak segan menularkan ilmunya ke ibu-ibu lainnya di Kota Yogyakarta. Melalui PKK Kota Yogyakarta, Enny gencar menularkan ilmunya tersebut ke setiap ibu-ibu di 14 Kecamatan di Yogyakarta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement