Rabu 14 Oct 2015 11:31 WIB

2.400 Warga Musirawas Menderita ISPA Setiap Bulan

Rep: Antara/ Red: Andi Nur Aminah
Pasien Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) menanti giliran periksa di Puskesmas Merdeka Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (29/9).
Foto: ANTARA FOTO/ Feny Selly
Pasien Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) menanti giliran periksa di Puskesmas Merdeka Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (29/9).

REPUBLIKA.CO.ID, MUSIRAWAS -- Sebanyak 2.400 orang warga Kabupaten Musirawas Sumatra Selatan (Sumsel) menderita inpeksi saluran pernafasan akut (ISPA) setiap bulan, akibat kabut asap tebal melanda wilayah kabupaten tersebut. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Musirawas Tjahjo Kuntjoro, Rabu (14/10)menjelaskan warga yang menderita ISPA itu sebagian besar masih menjalani rawat jalan. Namun ada juga harus rawat inap, dan mereka rata-rata anak di bawah usia sepuluh tahun.

Ia menjelaskan, data itu berdasarkan hasil laporan dari Puskesmas yang tersebar pada 14 kecamatan di wilayah tersebut. Seluruh pasien tersebut harus mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah.

Sementara, upaya yang dilakukan untuk menekan jumlah warga penderita ISPA itu, pihaknya sudah menyalurkan ribuan masker kepada masyarakat secara gratis. Jumlahnya terus ditambah sesuai permintaan. "Kami mengimbau para orang tua agar ikut meningkatkan cegah tangkal ISPA, selain itu dianjurkan memperbanyak konsumsi air putih dan selalu menggunakan masker ketika hendak keluar rumah," ujarnya.

Kepala Seksi Pengendalian Penyakit dan Lingkungan (P2L) Dinas Kesehatan Musirawas Iwan Joko mengatakan dalam dua bulan terakhir penderita Ispa di wilayah itu cukup tinggi. Pada bulan Agustus 2015 sudah terdeteksi penderita ISPA di Kabupaten Musirawas mencapai 3.118 orang. Faktor penyebab utamanya adalah kabut asap pekat akibatkebakaran hutan dan lahan di sejumlah daerah wilayah Sumsel.

Ia mengatakan, kondisi udara yang tidak sehat itu disebabkan oleh debu dan asap tebal. Kondisi ini sangat rentan menyebabkan ISPA. Bagi penderita ISPA yang akut bisa menyebabkan kematian terutama pada balita.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement