Ahad 11 Oct 2015 06:18 WIB

Cerita Gus Dur yang Terpisah dari Paspampres

Pameran foto tentang Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.
Foto: Republika/Yasin Habibi
Pameran foto tentang Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Erik Purnama Putra, pemilik blog elangkesepian.wordpress.com

Kisah kocak tentang Gus Dur memang tidak ada akhirnya. Sebenarnya, saya sudah banyak mendengar cerita keunikan almaruhum Abdurrahman Wahid semasa hidup. Selain dari buku, tentu saja hal unik itu didapatkan dari orang dekatnya ketika mengikuti acara haul, seperti Mahfud MD, Luhut Panjaitan, dan Said Aqil Siradj.

Namun, saya benar-benar terkejut ketika mendapat penuturan dari mantan Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspamres), Mayjen (Purn) I Putu Sastra Wingarta. Meski menyandang jabatan prestisius, Putu memelesetkannya menjadi Komandan Pasukan Penuntun Presiden (Danpastunpres).

Dia tidak asal sebut. Pasalnya, dalam kesehari-hariannya, ia bertugas untuk menuntun Gus Dur. Dia juga menjadi orang pertama yang selalu menggandeng Universitas Baghdad ini ketika turun dari mobil. Pun ketika naik tangga maupun turun tangga, harus dilakukan secara hati-hati.

“Ada teknik khusus saat saya menjulurkan tangan untuk menuntun Gus Dur. Di lingkungan Istana, inilah mengapa saya dijuluki sebagai Danpastunpres,” katanya pada akhir Januari lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement