Sabtu 10 Oct 2015 01:32 WIB

Polisi Diminta Benahi Anggotanya yang Arogan Sebelum Pilkada Serentak

Rep: C07/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
 Personel kepolisian dari Polrestabes Bandung dan Polda Jawa Barat melakukan simulasi pengamanan Pilkada di gedung KPU Jabar, Bandung, Jumat (4/9). (foto : Septianjar Muharam)
Personel kepolisian dari Polrestabes Bandung dan Polda Jawa Barat melakukan simulasi pengamanan Pilkada di gedung KPU Jabar, Bandung, Jumat (4/9). (foto : Septianjar Muharam)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketua Presidium Ind Police Watch, Neta S Pane mendesak agar Mabes Polri harus berusaha keras menekan angka kejahatan polisi menyerang kantor polisi.

Sebab jika aksi polisi menyerang dan merusak kantor polisi dibiarkan, hal ini bisa mengganggu situasi kamtibmas menjelang Pilkada Serentak Desember mendatang. Menurut Neta, kasus polisi menyerang kantor polisi bisa menjadi gambaran bahwa institusi Polri tidak solid.

"Jika Polri tidak solid ini akan menjadi masalah serius dalam menjaga keamanan di Pilkada Serentak,"  ujar Neta, Jumat (9/10).

Sebelumnya, anggota Brimob di Jalan Veteran, Kupang, NTT pada Rabu (7/10) melakukan penyerangan. Penyebabnya karena anggota brimob tersebut tak terima terkena razia saat sedang dalam pengaruh minuman keras. Kasus di NTT ini menunjukkan betapa buruknya pembinaan dan pengawasan polisi jajaran bawah, sehingga mereka gampang kalap dan merusak kantor institusinya sendiri.

IPW mencatat penyerangan dan perusakan terhadap kantor polisi atau fasilitas kepolisian lainnya terus menerus terjadi dan sepertinya sulit dihindari.

Kasus penyerangan terhadap kantor polisi di NTT ini adalah kasus ke 11 di tahun 2015 ini. Sepanjang tahun 2015 ada dua peristiwa penyerangan kantor polisi yang dilakukan oleh brimob. Sebelumnya pada 28 Mei 2015 aparat brimob juga menyerang kantor Mapolres Bima Kota, NTB. Saat itu puluhan anggota Brimob marah akibat dirazia polisi lalulintas.

Sikap arogan polisi itu semakin menunjukkan bahwa sikap arogan sebagian anggota polisi semakin parah dan tidak terkendali. "Sesama anggota polisi saja mereka masih mengedepankan sikap arogan dan sok kuasa, bagaimana lagi dgn masyarakat biasa yang harus diayomi dan dilindunginya," tanyanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement